"Lonjakan ini sudah diperkirakan dan diantisipasi oleh Pemerintah, dengan kesiapan-kesiapan kita yang sudah jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun lalu, baik dari segi rumah sakit, obat-obatan dan oksigen, fasilitas isolasi, maupun tenaga kesehatan. Dan kondisi rumah sakit hingga saat ini juga masih terkendali," kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi meminta masyarakat untuk tetap tenang, karena menurutnya meski Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi, tetapi tingkat fatalitasnya lebih rendah dibandingkan varian Delta.
Omicron yang dianggap lebih tidak berbahaya juga pernah dikatakan oleh Pemerintah Australia. Namun banyak warga yang sakit di waktu yang bersamaan telah membuat aktivitas ekonomi di Australia ikut terganggu.
Ia juga meminta warga yang sudah memenuhi syarat untuk segera menerima vaksin 'booster' ketiga yang sudah tersedia.
Data Kawal COVID-19 hingga Rabu (02/02), 61,78 persen dari lebih dari 208 juta warga Indonesia telah menerima dosis kedua vaksin.
Tingkat vaksinasi kelompok lanjut usia yang dianggap rentan baru mencapai 48,24 persen.
Sementara itu untuk menangani Omicron, epidemiolog dari Griffith University, dr Dicky Budiman mengingatkan agar pemerintah tidak mengabaikan tes COVID-19 dan pelacakan kasus, selain terus menerapkan 5M: mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas.
“Tidak perlu ada lockdown tapi semua orang harus mematuhi protokol yang ada," ujar Dr Dicky.
"Bagaimanapun 3T [testing, tracing, treatment] kita terbatas dan lemah, sehingga kasus terjadi secara senyap sebagaimana varian Delta pada awal-nya," jelasnya.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Pemkab Tangerang Aktifkan Kembali Rumah Isolasi di Tiap Kecamatan