Media Ukraina juga meliput ini pada tahun 2015. Menurut kepala badan keamanan Ukraina saat itu, Valentyn Nalyvaichenko, tujuh krematorium bergerak memasuki wilayah yang dikuasai militan di Ukraina pada Januari 2015.
Dia mengklaim masing-masing mesin itu telah membakar kurang lebih 8 tubuh setiap hari. Ia juga mengungkap adanya puluhan warga Rusia yang menelepon hotline Ukraina setiap hari untuk mencari kerabat mereka.
"Masing-masing krematorium ini membakar 8-10 tubuh per hari. Setiap hari, hotline Security Service Ukraina mencatat sejumlah besar panggilan telepon dari puluhan warga Rusia yang mencari kerabat mereka," ujar Nalyvaichenko.
"Atau tentara Rusia yang dikirim ke wilayah Ukraina. Pemerintah Ukraina akan bersikap manusiawi, dan akan mengembalikan mayat tentara Rusia kepada ibu mereka dengan semua dokumen dan barang pribadi," lanjutnya.
Thornberry menambahkan, dia telah melihat bukti krematorium. Walau begitu, ia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai informasi rahasia tersebut.
"Apa yang telah kami dengar dari Ukraina, mereka sebagian besar didukung oleh intelijen AS dan lainnya," ungkap Thornberry.
Perwakilan AS Seth Moulton, yang melakukan perjalanan ke Ukraina pada Maret 2015, juga mengkonfirmasi klaim Thornberry. Namun, ia tidak mengungkapkan sumbernya.
"Kami mendengar ini dari berbagai sumber di sana, cukup saya yakin dengan kebenaran informasi itu. Rusia jelas memiliki masalah dengan rumah mereka dan korban yang mereka ambil dari perang. Fakta bahwa mereka akan membakar tubuh tentara mereka sendiri adalah hal yang mengerikan dan memalukan," kata Moulton.
Pada saat itu, para pejabat AS percaya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sedang berjuang untuk mempertahankan tipu muslihat bahwa dia tidak memiliki tentara yang bertempur di Ukraina.
Baca Juga: Legenda AC Milan Andriy Shevchenko Bakar Semangat Rakyat Ukraina di Tengah Perang dengan Rusia
Selain itu, Putin juga disebut berusaha melenyapkan bukti tentara Rusia yang tewas, sehingga menyebabkan reaksi di negaranya. Kelompok-kelompok protes itu terdiri dari ibu-ibu para tentara yang tewas.
Mereka menolak upaya resmi untuk menyalahkan kematian pada individu-individu yang berkeliaran melintasi perbatasan. Komite Ibu Tentara juga menyalahkan Putin karena melanggar hukum internasional.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, maka narasi Rusia mengerahkan truk pembakar mayat atau mesin krematorium untuk menyembunyikan jumlah korban tentara mereka saat melakukan invansi ke Ukraina adalah hoaks.
Narasi tersebut masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Video yang mungkin Anda lewatkan: