"Jujur, pilihannya ada dua. All in or nothing. Karena waktunya hanya dua bulanan, saya tidak banyak memilih portfolio, tapi all in aja di saham yang menurut saya punya potensi profitnya besar," katanya.
Diposisi ketiga ada Rahadian Maulana, pria 27 tahun asal Surabaya yang sehari-harinya mengelola restoran.
Selama berkompetisi, Rahadian mampu meraup cuan hingga 160 persen dari modal awal yang hanya Rp1 juta. Ia pun tidak sungkan mengungkap resep bisnisnya kala bermain saham.
"Menghargai modal kecil, manfaatkan momen yang lagi ramai di pasar, lalu wait and see, dan top up di saat yang tepat," ungkapnya.
Karena jangka waktu kompetisi yang pendek, ia mengaku hanya menaruh investasi di satu portfolio saham saja. Selama mengikuti kompetisi trading ini, kendala terbesar yang dihadapinya berasal dari pemikiran dirinya sendiri.
Di sisi lain, kisah inspiratif datang dari seoran nenek 67 tahun yang berhasil menjadi juara keempat. Dia adalah Tiniwati, wanita paruh baya asal Medan yang mempelajari saham secara otodidak.
Selama berkompetisi, ia sanggup meraup profit 69 persen dengan modal hanya Rp2 juta. "Beberapa tahun lalu sempat main saham, tapi lantas tidak aktif. Belajar otodidak, tanya sini tanya sana, dan baca koran agar bisa melihat tren pasar," ujarnya.
Adapun untuk strategi selama kompetisi, ia cenderung berusaha menjaga modal awal. "Kalau turun hingga 5 persen, langsung cut loss. Jangan ragu-ragu buat cut loss. Agar tidak terulang, cari dan tentukan sektor yang tepat," imbuhnya.
Menariknya, Tiniwati sama sekali bukan berasal dari kalangan profesional.
Baca Juga: Social Trading: Panduan untuk Pemula
"Saya enggak pakai tactical saham, saya cuma perbanyak literasi saja. Baca-baca berita, tanya orang yang lebih ahli. Karena sudah ada gambaran dari literasi dan orang-orang yang saya percaya, sisanya tinggal pakai feeling.” tegas Tiniwati.