Mantan Aktivis Filipina Turun Gunung Melawan Putra Diktatur Marcos Jr.

Minggu, 27 Februari 2022 | 15:03 WIB
Mantan Aktivis Filipina Turun Gunung Melawan Putra Diktatur Marcos Jr.
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketika Filipina mengenang 36 tahun jatuhnya Ferdinand Marcos, Jumat (25/02), mantan aktivis dan keluarga korban mewaspadai peluang kembalinya keluarga sang diktatur ke puncak kekuasaan dalam pemilu mendatang.

Kenangan revolusi "People Power” yang menggerakkan jutaan warga Filipina buat menjungkalkan diktatur Ferdinand Marcos, 36 tahun silam, menyisakan rasa getir bagi Loretta Rosales.

Mantan aktivis itu pernah ditahan dan mengalami penyiksaan di tangan aparat keamanan. Karena kini roda kembali berputar.

Euforia kebangkitan demokrasi di Asia belakangan banyak memudar oleh tren otoritarianisme yang melanda di banyak negara.

Di ujung masa pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte, mayoritas pemilih di FIlipina diprediksi mendukung putra bekas diktatur, Marcos Junior, dalam pemilu kepresidenan, 9 Mei nanti.

Popularitasnya itu "merupakan teka teki yang memuakkan buat saya,” kata Rosales, yang kendati berusia 82 tahun masih aktif mengampanyekan demokrasi.

Ketakutan terbesarnya adalah bahwa Marcos Jr. akan berusaha membalikkan sejarah demi membersihkan nama sang ayah.

Rosales termasuk korban pelanggaran HAM yang menandatangani petisi meminta Komisi Pemilihan Umum membatalkan pencalonan Marcos Jr. Selain berstatus mantan terpidana lantaran kasus penggelapan pajak, dia juga memiliki "kelainan moral” dan sebabnya tidak layak mengemban jabatan presiden.

Petisi tersebut akhirnya ditolak. "Sejarah sedang berulang,” kata Rosales.

Baca Juga: Pemilu Filipina: Ketika Anak Diktator Marcos dan Petinju Pacquiao Bersaing

"Ini adalah babak kedua, kekuasaan keluarga Marcos."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI