Respons Invasi Rusia, Jerman Perkuat Anggaran Pertahanan

Senin, 28 Februari 2022 | 10:03 WIB
Respons Invasi Rusia, Jerman Perkuat Anggaran Pertahanan
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Permintaan dari Estonia untuk mengirim howitzer GDR lama juga telah disetujui. Meski begitu, negara-negara yang ingin meneruskan ekspor senjata Jerman, perlu meminta persetujuan dari Berlin terlebih dahulu.

Sejauh ini, Berlin baru menawarkan sekitar 5.000 helm militer dan rumah sakit lapangan untuk membantu Ukraina menghadapi invasi Rusia, tawaran yang diejek oleh beberapa mitra Jerman yang frustrasi.

Beberapa negara NATO telah berjanji untuk memberikan atau menjual senjata ke Ukraina setelah invasi Rusia, termasuk bantuan militer dari AS sebesar $350 juta dollar.

Sanksi demi sanksi bagi Rusia

Jerman dan sekutunya juga sepakat untuk mengeluarkan beberapa bank-bank Rusia yang "terpilih" dari sistem pembayaran global SWIFT.

Sanksi tersebut dijatuhkan pada Rusia yang menginvasi Ukraina sebagai upaya untuk melumpuhkan aset bank sentralnya.

"Semua tindakan ini secara signifikan akan membahayakan kemampuan Putin untuk membiayai perangnya dan berdampak melemahkan ekonominya," kata Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa.

"Putin memulai jalan yang bertujuan untuk menghancurkan Ukraina, tetapi apa yang dia juga lakukan sebenarnya adalah menghancurkan masa depan negaranya sendiri."

Memutus jaringan ekonomi Rusia akan menyebabkan gangguan besar pada perekonomiannya karena membatasi akses negara itu ke pasar keuangan global.

Baca Juga: Rusia Invasi Ukraina: Lebih 115.000 Anak dan Perempuan Tinggalkan Ukraina

Secara khusus, Rusia bergantung pada sistem SWIFT untuk ekspor minyak dan gasnya. Namun langkah itu juga dapat merugikan perekonomian negara-negara Barat yang menjalin hubungan bisnis dengan Rusia. Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar Rusia. Ed: ts/ap (Focus, AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI