Peneliti Iklim: Negara Kaya Harus Stop Produksi Minyak dan Gas Sampai 2034

Kamis, 24 Maret 2022 | 11:52 WIB
Peneliti Iklim: Negara Kaya Harus Stop Produksi Minyak dan Gas Sampai 2034
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Kami menghitung jangka penghapusan emisi untuk semuanya konsisten dengan target suhu Perjanjian Paris," kata Anderson kepada kantor berita AFP.

"Kami menemukan, negara-negara kaya harus berada pada produksi minyak dan gas nol di tahun 2034."

Negara-negara yang paling miskin dapat terus berproduksi hingga tahun 2050, menurut perhitungan itu, dan negara-negara lain seperti Cina dan Meksiko berada di antara keduanya.

Ketika negara-negara menandatangani perjanjian iklim Paris, negara-negara kaya menyatakan siap mengambil langkah-langkah yang lebih besar dan lebih cepat untuk mendekarbonisasi ekonomi mereka, dan berjanji memberikan dukungan keuangan untuk membantu negara-negara miskin.

PBB lalu meminta negara-negara kaya OECD untuk menghentikan penggunaan batu bara secara bertahap pada tahun 2030, dan seluruh dunia pada tahun 2040.

Penghentian secara bertahap dan terukur Laporan baru yang berjudul "Phaseout Pathways for Fossil Fuel Production” itu menerapkan pendekatan yang sama untuk minyak dan gas seperti pada batu bara.

Untuk peluang 50/50 membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5C, 19 negara dengan PDB per kapita tinggi, yang akan tetap di atas kisaran USD 50.000 tanpa pendapatan minyak dan gas, harus mengakhiri produksi pada tahun 2034.

Termasuk dalam tahap ini adalah AS, Norwegia, Inggris, Kanada, Australia, dan Uni Emirat Arab.

14 negara "berkapasitas tinggi" lainnya, di mana PDB per kapita mereka akan menjadi sekitar USD 28.000 tanpa pendapatan dari minyak dan gas, harus mengakhiri produksi pada tahun 2039, termasuk Arab Saudi, Kuwait dan Kazakhstan.

Baca Juga: Itera Buka 2 Prodi Baru, Prodi Prodi Rekayasa Minyak dan Gas Pertama di Indonesia

Kelompok berikutnya -- termasuk Cina, Brasil, dan Meksiko -- perlu mengakhiri produksi pada tahun 2043, diikuti oleh Indonesia, Iran, dan Mesir pada tahun 2045.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI