Peneliti Iklim: Negara Kaya Harus Stop Produksi Minyak dan Gas Sampai 2034

Kamis, 24 Maret 2022 | 11:52 WIB
Peneliti Iklim: Negara Kaya Harus Stop Produksi Minyak dan Gas Sampai 2034
DW

Penghentian secara bertahap dan terukur Laporan baru yang berjudul "Phaseout Pathways for Fossil Fuel Production” itu menerapkan pendekatan yang sama untuk minyak dan gas seperti pada batu bara.

Untuk peluang 50/50 membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5C, 19 negara dengan PDB per kapita tinggi, yang akan tetap di atas kisaran USD 50.000 tanpa pendapatan minyak dan gas, harus mengakhiri produksi pada tahun 2034.

Termasuk dalam tahap ini adalah AS, Norwegia, Inggris, Kanada, Australia, dan Uni Emirat Arab.

14 negara "berkapasitas tinggi" lainnya, di mana PDB per kapita mereka akan menjadi sekitar USD 28.000 tanpa pendapatan dari minyak dan gas, harus mengakhiri produksi pada tahun 2039, termasuk Arab Saudi, Kuwait dan Kazakhstan.

Kelompok berikutnya -- termasuk Cina, Brasil, dan Meksiko -- perlu mengakhiri produksi pada tahun 2043, diikuti oleh Indonesia, Iran, dan Mesir pada tahun 2045.

Hanya negara-negara penghasil minyak dan gas termiskin, seperti Irak, Libya, dan Angola yang dapat melanjutkan produksi minya dan gas hingga 2050.

"Laporan ini menggambarkan dengan sangat jelas, mengapa perlu ada penghentian segera produksi minyak dan gas," kata Connie Hedegaard, mantan Komisaris Eropa untuk iklim, dan menteri iklim dan energi Denmark.

Invasi Rusia ke Ukraina, katanya, juga telah "membuat sangat jelas bahwa ada banyak alasan mengapa dunia perlu melepaskan ketergantungan pada bahan bakar fosil." hp/as (afp)

Baca Juga: Itera Buka 2 Prodi Baru, Prodi Prodi Rekayasa Minyak dan Gas Pertama di Indonesia

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI