Proporsi sutradara perempuan pada 250 film terbaik, turun dari 18% pada tahun 2020 menjadi 17% pada tahun 2021, dan proporsi sutradara perempuan untuk 100 film teratas turun dari 16% menjadi 12%.
Perempuan juga sangat kurang terwakili dalam profesi film lainnya. Pada tahun 2021, 94% dari 250 film teratas AS dibuat tanpa sinematografer perempuan, 92% di antaranya tanpa komposer perempuan, 82% tanpa sutradara perempuan, 73% tanpa editor perempuan, dan 72% tanpa penulis skenario perempuan.
"Academy Awards tidak berada dalam ruang hampa. Ini mencerminkan sikap, kecenderungan, dan bias dari komunitas film arus utama yang lebih besar," kata Lauzen.
Bias yang merugikan perempuan termasuk "keyakinan yang tidak berdasar bahwa perempuan tidak memiliki visi dan dorongan yang diperlukan untuk memimpin fitur-fitur studio utama, dan bahwa perempuan tidak tertarik untuk mengarahkan fitur-fitur seperti itu," tambahnya.
Peneliti juga mencatat, sejumlah studio dan investor lebih senang untuk "bertaruh besar" pada sutradara laki-laki pendatang baru.
Mereka biasanya menganggap sutradara perempuan yang menjanjikan sebagai "pekerja yang berisiko."
Lauzen meyakini, bias ini menguntungkan sutradara laki-laki pendatang baru, misalnya pembuat film Colin Trevorrow, yang didapuk untuk menyutradarai "Jurassic World" (2015) setelah menyutradarai hanya satu film indie "Safety Not Guaranteed" (2012).
"Seperti ceritanya, Trevorrow mengingatkan Steven Spielberg tentang cerminan dirinya yang lebih muda, dan dia memberi kepercayaan untuk menggarap pekerjaan itu," katanya.
"Spielberg bersedia mengambil risiko, memberi kesempatan pada sutradara yang relatif belum terbukti," tambah Lauzen.
Baca Juga: Film "Tomb Raider" Terbaru Cari Sutradara Perempuan
"Perempuan yang menyutradarai jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mendapat manfaat dari bias implisit semacam ini."
Titik balik bagi perempuan?
Dalam beberapa tahun terakhir, kurangnya keragaman dalam penghargaan film tertinggi Hollywood telah menjadi sorotan, dengan tagar seperti #OscarsSoMale dan #OscarsSoWhite mengecam marginalisasi bakat pembuat film perempuan dan kelompok minoritas.
Keanekaragaman telah lama menjadi kata kunci yang populer di dunia film, tetapi reformasi aktual di Academy Awards dibuat sebagai reaksi terhadap gerakan #MeToo dan Black Lives Matter.
Reformasi juga diumumkan dalam kategori film terbaik. Untuk dinominasikan, film harus memenuhi setidaknya dua dari empat tolak ukur keragaman, antara lain menampilkan aktor dari kelompok yang kurang terwakili dalam peran utama atau setidaknya 30% dari pemeran.
Kriteria serupa berlaku di tim produksi dan kreatif. Topik film juga mendapat poin keragaman, ketika cerita berpusat pada perempuan, orang-orang LGTBQ, kelompok minoritas, atau penyandang disabilitas.