Dikritik Zelensky, Merkel Tetap Bela Keputusan soal Ukraina Tak Gabung NATO

Rabu, 06 April 2022 | 15:26 WIB
Dikritik Zelensky, Merkel Tetap Bela Keputusan soal Ukraina Tak Gabung NATO
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Para pengamat mengatakan kebijakan detente terhadap Moskow membuat Jerman dan Eropa rentan.

Kritik itu kini terbukti, yaitu ketergantungan Jerman yang besar pada minyak dan gas Rusia. Pada tahun 2014, Jerman mengimpor 36% gasnya dari Moskow, dan pada awal tahun 2022 ini tercatat Jerman telah mengimpor 55% gasnya dari sana.

Jerman pun enggan mengikuti seruan AS dan sekutu lainnya untuk memberlakukan embargo energi penuh kepada Moskow. Pemimpin Partai Sosial Demokrat (SPD) Lars Klingbeil, misalnya, menyebut rencana itu "jalan yang salah" bagi Jerman.

Sementara Perdana Menteri Negara Bagian Bayern Markus Söder dari Partai CSU mengatakan embargo terhadap energi Rusia akan "mengakibatkan keruntuhan besar-besaran ekonomi Jerman dan hilangnya pekerjaan secara besar-besaran."

Polandia menyebut Jerman penghambat sanksi terhadap Rusia Zelenskyy bukan satu-satunya pemimpin yang mengecam Jerman. Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki juga mengkritik Jerman, menyebut Jerman menjadi penghambat untuk sanksi Uni Eropa (UE) lebih lanjut terhadap Rusia.

Morawiecki mendesak Kanselir Olaf Scholz untuk bergabung dengan negara-negara UE lainnya yang menyerukan embargo energi Rusia. "Ini bukan suara perusahaan Jerman, miliarder Jerman, melainkan suara perempuan dan anak-anak tak berdosa ini, suara dari mereka yang terbunuh, itu harus didengar oleh semua orang Jerman dan oleh semua politisi Jerman," ujarnya.

Senada dengan Zelenskyy, Morawiecki pun turut menyinggung Merkel atas krisis yang terjadi. "Justru kebijakan Jerman selama 10, 15 tahun terakhir yang telah menyebabkan kekuatan Rusia hari ini, yang mana dilandasi pada monopolinya atas penjualan bahan mentah."

Dubes Ukraina serang presiden Jerman Tak hanya Merkel dan Scholz yang mendapat hujan kritik, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier juga tak luput dari kecaman.

Dalam surat kabar Jerman Tageszeitung edisi hari Minggu (03/04) di Berlin, Duta Besar Ukraina untuk Jerman Andriy Melnyk menyebut Steinmeier terlalu dekat dengan Kremlin.

Baca Juga: Rusia Tuding Amerika dan NATO Dibalik Beredarnya Rekaman Warga Sipil Tewas di Kota Bucha Ukraina

Melnyk mengklaim Jerman masih memiliki terlalu banyak kepentingan pribadi di Rusia dan menyalahkan Steinmeier atas perannya sebagai mantan menteri luar negeri Jerman, dengan mengatakan bahwa hubungan Steinmeier dengan Rusia "adalah dan tetap menjadi sesuatu yang mendasar, bahkan sakral."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI