Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Merebak, Apakah Hewan kurban Idul Adha Aman Dikonsumsi?

Kamis, 12 Mei 2022 | 14:01 WIB
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Merebak, Apakah Hewan kurban Idul Adha Aman Dikonsumsi?
Wabah PMK hewan ternak di Jatim [Foto: ANTARA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebentar lagi Idul Adha dan umat muslim akan berkurban sapi dan kambing. Namun saat ini Indonesia tengah diserang penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak.

Hewan ternak terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) terjadi di Jawa Timur dan Aceh.

Hanya saja, Kementerian Pertanian memastikan stok hewan kurban untuk kebutuhan Hari Raya Idul Adha 2022.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah mengatakan bahwa kebutuhan hewan ternak untuk kurban biasanya hanya 10 sampai 20 persen dari total populasi yang ada.

"Untuk Idul Adha kami optimistis insya Allah ini ternak tersedia. Pengalaman-pengalaman sebelumnya hanya 10-20 persen dari populasi yang dipakai," kata Nasrullah.

Kementerian Pertanian akan membuat SOP tentang prosedur mobilisasi hewan ternak dari satu wilayah ke wilayah lainnya dengan aman tanpa terinfeksi virus penyebab penyakit mulut dan kuku.

"Nanti kami akan buat SOP khusus bagaimana mobilisasi ternak dari satu wilayah ke wilayah lain tanpa terkontaminasi oleh PMK ini. Mudah-mudahan satu sampai dua minggu sebelum Idul Adha kami sudah bisa punya itu sehingga masyarakat kaum Muslim bisa melaksanakan kurban dengan aman dan sehat," kata Nasrullah.

Penyakit mulut dan kuku pada hewan menjangkiti hewan ternak dengan kuku terbelah seperti sapi, kambing, domba, dan babi.

Penularan penyakit ini terjadi melalui virus yang penyebarannya lewat udara ataupun airborne dan juga kontak langsung.

Baca Juga: Ratusan Hewan asal Daerah Masuk Jakarta Terpapar PMK, Pemprov DKI Klaim Pasokan Daging Masih Aman

Penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak ini tidak menular pada manusia, melainkan hanya sesama hewan ternak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI