“Kami yang mencintai guru kita Ustaz Abdul Somad. Kami menuntut Singapura untuk meminta maaf dalam 2×24 jam. Guru kami dipermalukan dan dideportasi,” ujar orator aksi.
Demo tersebut pun memicu pro-kontra di jagad maya. Tak sedikit yang menilai aksi tersebut tidak perlu dilakukan. Hal itu lantaran kebijakan deportasi terhadap UAS sudah menjadi wilayah dan kewenangan Pemerintah Singapura.
Dalam aksinya, anggota Perisai bahkan sempat mengancam menabrak gerbang gedung Kedutaan Besar Singapura dengan mobil. Pantauan di lokasi, mobil tersebut tiba sekitar pukul 15.10 WIB.
Orator yang berada di atas mobil meminta sang sopir untuk langsung menepi ke sisi kiri dan langsung menabrak gerbang gedung Kedutaan Besar Singapura.
“Ambil kiri, ambil kiri, tabrak. Tabrak gerbangnya," ucap sang orator.
Namun tindakan tersebut urung dilakukan. Mobil langsung berhenti di depan gerbang gedung Kedutaan Besar Singapura. Sang orator pun langsung meneriakkan kekecewaannya kepada Pemerintah Singapura yang menolak kedatangan UAS.
Sang orator mendesak pemerintah Singapura untuk segera meminta maaf. Jika tuntutan tersebut tidak diindahkan, dia mengancam akan mendobrak gerbang gedung Kedutaan Besar Singapura.
“Hajar mereka, remuk pagar itu,” seru sang orator.
Kontributor : Alan Aliarcham
Baca Juga: Polisi Siagakan Pengamanan dalam Aksi Demo Bela UAS di Kedubes Singapura