Prahara Politik Bayangi Kunjungan Komisaris HAM PBB di Xinjiang

Rabu, 25 Mei 2022 | 13:22 WIB
Prahara Politik Bayangi Kunjungan Komisaris HAM PBB di Xinjiang
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Gesekan sosial, ditambah kebijakan agresif Cina menyeragamkan seni dan budaya yang menggusur identitas Uighur, akhirnya meletupkan pemberontakan yang dibarengi serangkaian serangan teror.

Pada 2009, perkelahian antara warga Han dan Uighur memicu kerusuhan massal, yang mendorong pemerintah di Beijing semakin mengetatkan kontrol sosial di Xinjiang dan giat memburu pelarian Uighur di pengasingan.

Adapun Kashgar, yang menampung 700.000 jiwa, terletak di jantung wilayah Uighur di selatan Xinjiang.

Menurut laporan teranyar, kota di tepi jalur sutra itu mencatatkan tingkat pemenjaraan tertinggi di dunia, dengan satu dari 25 warga mendekam di dalam bui.

Di sana, pemerintah Cina dituduh melakukan genosida kebudayaan, antara lain dengan merubuhkan pemukiman atau masjid dan situs kuno milik etnis Uighur.

Pengganyangan itu dibarengi dengan tuduhan pemenjaraan terhadap sekitar satu juta etnis Uighur di kamp-kamp re-edukasi.

Jumlahnya sempat menjamur di Xinjiang beberapa tahun silam.

Manipulasi oleh Cina?

Pegiat HAM khawatir kunjungan Bachelet akan dijadikan pemerintah Cina untuk memanipulasi gambaran tentang kondisi etnis Uighur.

Baca Juga: Wilayah Uighur di Xinjiang Catatkan Tingkat Pemenjaraan Tertinggi di Dunia

"Kami mengkhawatirkan bahwa kunjungan ini akan menghasilkan sedikit keuntungan untuk korban dan aktivis, dengan biaya politik yang tinggi,” kata Raphael David dari International Service for Human Rights.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI