Kemudian Luhut ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman yang diembannya sampai akhir pemerintahan Jokowi-JK. Ia pun dipercaya mengemban jabatan yang sama pada pemerintahan Jokowi yang kedua. Bahkan kewenangan Luhut diperluas menjadi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Luhut menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sejak Kabinet Indonesia Maju dibentuk Jokowi-Ma'ruf Amin pada 23 Oktober 2019. Jabatan ini pun masih diemban Luhut hingga saat ini.
Tuai Pro Kontra

Banyaknya jabatan yang diamanatkan Jokowi ke Luhut tak lepas dari kedekatan keduanya. Luhut dan Jokowi sudah menjalin kerja sama bisnis sejak belasan tahun silam. Maka tak heran jika Jokowi memberikan kepercayaan besar pada Luhut.
Walau begitu, borongan jabatan Luhut dari Jokowi itu juga menimbulkan kritik. Menurut pengamat politik dari Nusakom Pratama Institut Ari Junaedi mengatakan bahwa keputusan Jokowi itu sebenarnya tidak baik secara manajemen birokrasi.
Pasalnya pekerjaan yang tertumpuk pada satu orang tidak akan maksimal dikerjakan, baik dari aspek fungsional maupun kelembagaan.
Namun di sisi lain, penunjukan Luhut untuk menjabat berbagai posisi di pemerintahan semakin menegaskan bahwa dia bukanlah menteri biasa. Bisa juga dilihat bahwa sikap Jokowi itu merupakan bentuk kepercayaan pada Luhut.
Sementara itu, Luhut sendiri mengaku hanya diperbantukan untuk mengatasi masalah minyak goreng. Ia juga membantah tugas yang diberikan presiden ke dirinya lebih banyak ketimbang menteri-menteri lain di Kabinet Indonesia Maju.
Luhut pun yakin urusan minyak goreng di Tanah Air akan segera tuntas karena harganya di pasaran mulai turun dengan jumlah pasokannya pun sudah cukup.
Itulah kisah kedekatan Luhut dengan Jokowi hingga bisa mengemban banyak tugas dan jabatan. Bagaimana pendapat kalian?
Baca Juga: Belum Ada Konfirmasi Presiden Jokowi Hadiri Gelaran Formula E, Ahmad Sahroni: Tunggu Saja
Kontributor : Trias Rohmadoni