Apa itu Etnosentrisme? Begini Pengertian, Penyebab, Dampak dan Contoh

Rifan Aditya Suara.Com
Senin, 30 Mei 2022 | 15:15 WIB
Apa itu Etnosentrisme? Begini Pengertian, Penyebab, Dampak dan Contoh
Apa itu Etnosentrisme? Begini Pengertian, Penyebab, Dampak dan Contoh - Ilustrasi etnis. [Yogendra Singh/Unsplash]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Jika mengacu dari definisi di KBBI, maka sikap etnosentris ini tidak hanya mempersoalkan budaya atau adat istiadat saja. Tapi mereka juga menyinggung bahasa dan agama orang lain.

Lantas apa penyebab Etnosentrisme bisa muncul pada diri seseorang atau sekelompok masyarakat?

Terdapat beberapa aspek yang menyebabkan timbulnya entosentrisme. Menurut Abu Ahmadi di "Psikologi Sosial" (2007, edisi revisi), setidaknya ada 5 faktor penyebab Etnosentrisme.

  • perbedaan fisik (biologis),
  • perbedaan lingkungan (geografis),
  • perbedaan kekayaan (status sosial),
  • perbedaan kepercayaan,
  • perbedaan norma sosial

Dampak Etnosentrisme

Ada beberapa dampak negatif Etnosentrisme yang merugikan suatu bangsa. Dilansir barki.uma.ac.id, berikut ini di antaranya:

  • Dapat memicu konflik antar suku
  • Memunculkan berbagai macam aliran politik
  • Menghambat asimilisai budaya yang berbeda satu sama lain

Namun apakah Etnosentrisme selalu memberikan efek buruk? Ternyata tidak, jika tidak terlalu berlebihan. Sikap etnosentrisme akan berdampak baik bagi individu maupun masyarakat. Berikut ini beberapa dampak positif dari etnosentrisme.

  • Menumbuhkan semangat patriotisme
  • Menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan
  • Mempertinggi rasa cinta tanah air atau terhadap bangsa sendiri.

Contoh Etnosentrisme

Indonesia memiliki beragam suku bangsa, agama, bahasa dan ras. Hal ini membuat contoh Etnosentrisme yang terjadi di Indonesia pun cukup banyak.

Bahkan beberapa di antaranya sampai menimbulkan konflik yang meninggalkan korban jiwa. Bukan bermaksud untuk mengungkit kejadian kelam, tapi contoh Etnosentrisme ini bisa menjadi pengingat agar tindakan dan pemikiran seperti ini tidak kita biarkan begitu saja.

Baca Juga: Tanpa Suu Kyi, Myanmar Menentang Kasus Rohingnya di Mahkamah Internasional

Salah satu contoh Etnosentrisme yang kemudian menimbulkan kasus intoleran terhadap etnis adalah Konflik Sampit tahun 2001. Konflik ini melibatkan etnis Dayak dan etnis Madura.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI