Dituntut 7 Tahun Penjara, Hasto Bacakan Pleidoi Hari Ini

Kamis, 10 Juli 2025 | 07:51 WIB
Dituntut 7 Tahun Penjara, Hasto Bacakan Pleidoi Hari Ini
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di di Pengadilan Tipikor belum lama ini. [Antara/Indrianto Eko Suwarso/rwa]

Suara.com - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan penasihat hukumnya akan membacakan pleidoi atau nota pembelaannya hari ini, di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Pleidoi ini dibacakan setelah jaksa penuntut umum (JPU) menuntut Hasto dengan pidana penjara selama 7 tahun, dalam kasus dugaan suap pada pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI dan dugaan perintangan penyidikan.

“Perkara Nomor 36 Pid.Sus-TPK/2025/PN.Jkt.Pst atas nama terdakwa HastoKristiyanto. Agenda sidang pembacaan pledoi,” kata Juru Bicara Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Andi Saputra kepada wartawan, Kamis (10/7/2025).

Kuasa Hukum Hasto, Maqdir Ismail sebelumnya menjelaskan pihaknya akan mengkritisi dakwaan dugaan pelanggaran pasal 21 dalam UU Tipikor soal perintangan penyidikan dalam pleidoinya.

Sebab, dia menilai bahwa keterangan saksi-saksi yang sebelumnya dihadirkan di persidangan tidak membuktikan adanya perintangan penyidikan.

“Saya kira Pasal 21 ini kalau menurut hemat kami itu hampir nggak ada buktinya, nggak ada bukti apa-apa, tetapi ini ditempelkan supaya bisa tuntutannya lebih tinggi,” ucap Maqdir di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

Tuntutan 7 Tahun Penjara

Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta majelis hakim untuk memberikan hukuman pidana 7 tahun penjara kepada Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

“Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Hasto Kristiyanto dengan pidana penjara selama 7 tahun,” kata jaksa di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2025).

Baca Juga: Tom Lembong Kutip Jokowi Sudah Tapi Belum Saat Bacakan Pleidoi Kasus Korupsi Gula

Selain itu, Hasto juga dituntut untuk membayar pidana denda sebesar Rp 600 juta dengan ketentuan bila tidak dibayar, maka diganti 6 bulan kurungan.

Sebelumnya, Jaksa mendakwa Hasto melakukan beberapa perbuatan untuk merintangi penyidikan kasus dugaan suap pada pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI kepada mantan Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.

Selain itu, Hasto juga disebut memberikan suap sebesar Rp 400 juta untuk memuluskan niatnya agar Harun Masiku menjadi anggota DPR RI.

Dengan begitu, Hasto diduga melanggar Pasal 21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 65 ayat (1) KUHAP.

Di sisi lain, Hasto juga dijerat Pasal 5 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 5 Ayat (1) ke-1 KUHP Jo. Pasal 64 Ayat (1) KUHP.

Diketahui, KPK menetapkan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap pada pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI yang juga menyeret Harun Masiku.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI