Suara.com - Komisi III DPR mempertanyakan sikap Kapolri Jenderal Listyo SIgit Prabowo yang tidak memecat AKPB Raden Brotoseno, eks napi korupsi yang kini masih aktif di tubuh Polri. Terkait hal itu, Komisi III pun siap mencecar pertanyaan ketika menggelar rapat dengan Kapolri, pekan depan.
"Sebentar lagi, rapat nanti Minggu depan. Nanti boleh kami sisipkan dalam pertanyaan," kata Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (31/5/2022).
Bambang mengaku pihaknya bakal siap melempar pertanyaan kepada Jenderal Listyo Sigit terkait dalihnya tidak memecat AKBP Brotoseno karena dianggap polisi berprestasi.
![Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto. [Suara.com/Novian]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/05/31/78083-ketua-komisi-iii-dpr-bambang-wuryanto.jpg)
"Prestasinya kayak apa kok bisa dimaafkan? Perilakunya baiknya kayak apa kok masih bisa dimaafkan? Aturan mainmu seperti apa? Nanti kami boleh bacakan bersama-sama," kata Bambang.
Kritik Polri Tak Pecat Brotoseno
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J. Mahesa mengkritik alasan Polri yang tetap mempertahankan Raden Brotoseno di tubuh kepolisian dengan alasan berprestasi dan berkelakuan baik.
Desmond mempertanyakan apa parameter prestasi dan berkelakuan baik Brotoseno. Apakah buat bangsa secara menyeluruh atau khusus hanya untuk Polri.
"Parameter berkelakuan baik ini terhadap institusi atau bangsa ini. Kalau dia berkelakuan baik untuk kepolisian, tapi untuk bangsa ini bajingan, itu berkelakuan baik apa? Jadi parameternya jadi ricuh saja menurut saya," tutur Desmond di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa.
Perilaku baik dan prestasi Brotoseno yang diklaim Polri tentu menjadi tanda tanya besar bagi publik. Mengingat rekam jejak Brotoseno yang merupakan eks napi korupsi.
"Jadi parameter kepolisian itu berkelakuan baik tapi merugikan bangsa ini karena dia korup, berarti kepolisian menilainya agak susah kita. Berarti lembaga kepolisian sebagai lembaga negara ya harus kita evaluasi," kata Desmond.
Diketahui, Brotoseno merupakan eks napi korupsi cetak sawah pada tahun 2016 di Kalimantan. Dia diduga menerima suap senilai Rp1,9 miliar dari total yang dijanjikan senilai Rp3 miliar.
Ketika itu, Brotoseno berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi alias AKBP dan menjabat sebagai Kanit di Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim. Suap yang diberikan kepada Brotoseno dimaksudkan untuk memperlambat proses penyidikan.
Singkat cerita, pada tahun 2017 Brotoseno akhirnya divonis lima tahun penjara oleh Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Tiga tahun kemudian dia dinyatakan bebas bersyarat yakni pada 15 Februari 2020.
Sosok Brotoseno ini sendiri sempat ramai diperbincangkan lantaran dikabarkan berpacaran dengan Angelina Sondakh yang ketika itu tersangkut kasus korupsi proyek Wisma Atlet. Sampai pada akhirnya Brotoseno yang ketika itu menjabat sebagai penyidik KPK dikembalikan oleh Ketua KPK ke Mabes Polri.

Belakangan, Polri mengakui jika pihaknya tidak memecat Brotoseno. Salah satu pertimbangannya karena yang bersangkutan diklaim berprestasi.