Suara.com - Sudah seharusnya setiap orang memiliki adab dan etika saat hidup bertetangga. Termasuk memastikan tidak ada tetangga yang terganggu akibat aktivitas yang seseorang lakukan.
Karena itulah, tidak heran bila warganet satu ini meluapkan amarahnya karena tetangganya yang tidak memperhatikan kesehatan lingkungan saat membangun pabrik.
Bahkan parahnya pabrik tersebut dibangun ketika pemiliknya tak pernah meminta izin dengan benar kepada tetangga sekitar.
"Tetangga ndiriin bangunan buat pabrik disebelah rumah ku. Dari awal emang ga pernah ijin ke tetangga-tetangga dan bilangnya juga cuma mau jadi gudang katanya," ungkap warganet tersebut, dikutip Suara.com pada Senin (6/6/2022).
"Singkat cerita, ga taunya bangun pabrik buat produksi makanan ringan. Awalnya dia cuma produksi 1 makanan dan belum terlalu ganggu, lama-kelamaan dia tambahin produknya yang bikin kebulan asap sama bau bubuk cabe nyebar ke area warga dan juga rumahku," imbuhnya.
Ya, polusi udara serta bubuk cabe yang menyebar lah yang menjadi penyebab warganet ini terganggu dengan pabrik makanan di sebelah rumahnya. Apalagi karena pabrik tersebut memasang exhaust fan yang membuat asap olahan makanan langsung terbuang ke area rumahnya.
"Bapakku komplain jangan pasang exhaust disitu, tetep kekeh dipasang aja. Jadi tiap hari sekarang aku selalu merasakan polusi udara dari si pabrik sebelah rumah ini," timpalnya.

Sudah beberapa kali warganet ini menegur pemilik pabrik namun tak diindahkan. Ketika kelakuan meresahkan sang pemilik pabrik kian menjadi-jadi, warganet ini juga langsung melapor ke RT sampai DLH, tetapi kembali tidak ada solusi.
Malah seluruh teguran itu membuat si pemilik pabrik mengarang cerita baru. "Dia malah goreng berita kalo keluarga aku iri sama usahanya, terus dia juga ngaku-ngaku tanah ortu aku itu tanah dia," jelasnya.
Baca Juga: Jangan Langsung Dibuang, Limbah Kertas Ternyata bisa Dimanfaatkan dan Jadi Peluang Usaha

Rasa jengkel yang memuncak membuat warganet ini bersama kakaknya mencoba memviralkan di Facebook. Tak disangka, si pemilik pabrik malah berbalik melaporkan dengan tuntutan pelanggaran UU ITE.
"Dia juga pernah laporin kakak aku sama aku karena pernah share ini ke FB dengan UU ITE. Trus kita dipanggil ke Polr**, selama 2 kali kita disana disuruh ngakuin salah, dipaksa ngaku dan harus minta maaf padahal status FB juga ga ada sebut namanya atau pabriknya," ujarnya.
"Kita sepakat ga mau minta maaf karena emang kita ga salah. Sampe sekarang masih trauma karena kejadian itu," imbuhnya.

Kondisi pelik yang dialami ini yang membuatnya mencoba bertanya solusi kepada warganet Twitter. Namun tak langsung mendapat solusi, beberapa warganet justru lebih fokus mengecam pemilik pabrik.
"Ini mah yang punya pabrik udah sogok orang-orang kuat di lingkungan kalian, kalo pun demo pasti ada aja yang belain tuh pabrik dengan alasan menciptakan lapangnan kerja, kalo mau ribut ya gas aja ke disnaker, pasti ke sleding tuh. Kalo gak ya BPOM," komentar warganet.
"Mungkin bisa viralin nder, kalo bisa viralin beserta bukti foto dan video nder. Jangan ketikan ajaa, biar makin jelas gitu pembuktiannya," kata warganet lain.
"Wah ini mah sengaja biar keluarganya pindah dan rumahnya dijual, entar mereka yang beli buat memperluas. Ini konspirasi," tutur warganet yang malah menyampaikan teori konspirasi.
"Ya Allah turut sedih bacanya. kalo hukum & laporan ke polisi udah gak mempan, mungkin pilihannya diviralin atau kirim santet," imbuh warganet lain.
"Spill produk nya aja... biar di boikot ama netijen auto produksi turun," timpal yang lainnya.
Untuk utas selengkapnya bisa dibaca di sini.