Stok Obat Habis, Pemkot Palembang Terpaksa Berikan Paracetamol Untuk Sapi yang Terpapar PMK

Rabu, 08 Juni 2022 | 16:30 WIB
Stok Obat Habis, Pemkot Palembang Terpaksa Berikan Paracetamol Untuk Sapi yang Terpapar PMK
Pemerintah Kota Palembang alami kesulitan menyembuhkan sapi ternak yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). (ANTARA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Proses penyembuhan sapi ternak yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Palembang, Sumatera Selatan mengalami kendala. Pasalnya, Pemerintah Kota Palembang mengaku kesulitan untuk memperoleh pasokan obat.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palembang Sayuti mengungkapkan stok obat hewan di tingkat distributor pusat sudah habis karena digunakan untuk memenuhi pasokan di Jawa. Sementara stok obat di gudang penyimpanan Dinas Peternakan Provinsi juga dalam kondisi terbatas karena disiapkan untuk memenuhi semua kebutuhan di kabupaten/kota lainnya.

“Ya, itulah kendalanya, sehingga dokter hewan terpaksa memberikan obat manusia seperti paracetamol dan amoxicillin ke sapi yang terpapar PMK itu sebagai langkah alternatif,” kata Sayuti di Palembang, Rabu (8/6/2022).

Sayuti kemudian menjelaskan Pemerintah Kota Palembang saat ini sedang berkonsultasi dengan Direktorat Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Balai Veteriner Lampung, dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) untuk segera mendapatkan pasokan obat tersebut.

Hal tersebut dilakukan lantaran kosongnya stok obat-obatan menyebabkan jumlah sapi yang terpapar PMK di Palembang terus bertambah sejak sepekan terakhir ini. Bahkan jumlah sapi yang terpapar bisa mencapai seribu ekor lebih.

“Kalau tidak segera diberikan obat-obatan tentu juga bisa mati, khususnya lagi wilayah paparan akan semakin luas seperti yang terjadi saat ini,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Sayuti menyebut kalau Pemerintah Kota Palembang berjanji akan terus berupaya menyelesaikan permasalahan PMK ini.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumatera Selatan Jafrizal mengatakan kalau obat-obatan yang dibutuhkan tersebut di antaranya, antihistamin, vitamin dan penurun demam.

Setiap obat-obatan itu diharapkan bisa segera disediakan untuk mengefisiensikan upaya penyembuhan terhadap sapi terpapar PMK, yang sudah tersebar secara merata ke seluruh peternakan yang ada di Palembang.

Baca Juga: Takziah ke Pakuan, Gus Muhaimin: Insya Allah Kang Emil Kuat dan Eril Husnul Khotimah

Wilayah sebaran tersebut meliputi mulai dari peternakan sapi di kawasan Sekojo, Talang Jambe, Keramasan, Gandus, Sukawinatan, Sako, dan Sukajaya.

“Ya.. kondisinya kami menemukan selama satu pekan terakhir ini sudah banyak sapi yang terpapar PMK, dan ini sudah hampir merata di seluruh wilayah peternakan sapi di Kota Palembang,” katanya

Ia menambahkan bahwa banyaknya sapi yang terpapar itu dipengaruhi oleh ketidaktelitian para peternak dalam mendatangkan dari luar daerah dan longgarnya pembatasan lalu lintas angkutan ternak, di mana sapi yang didatangkan itu berasal dari daerah dalam kondisi tingkat paparan PMK-nya sedang tinggi termasuk diantaranya Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu (OKU).

Padahal para peternak sudah diimbau untuk memperketat pengecekan kesehatan sapi yang mereka pesan bahkan diwajibkan untuk tidak mendatangkan sapi dari luar daerah, yang tidak dilengkapi surat tanda sehat hasil pemeriksaan medis kedokteran.

“Jadi inilah dampaknya, kalau masih ada yang masukkan sapi diam-diam, misal dari Tanjung Raja, Ogan Ilir, yang tingkat paparannya tinggi. Sebab PMK inikan virus jadi bila satu saja sapi terjangkit maka akan cepat menyebar bahkan di radius 3 kilometer,” katanya.

Maka dari itu, ia berharap kendala yang ditemukan di lapangan tersebut bisa direspons pemerintah supaya tidak terjadi kondisi yang fatal yakni kematian sapi secara massal, lalu berpengaruh pada kurangnya pasokan sapi untuk hari raya Idul Adha 1443 Hijriyah pada bulan Juli.

Ribuan Sapi Terpapar

Terpisah, Ketua Koperasi Peternak Sapi Usaha Lestari Palembang, Yani mengatakan, pihaknya mencatat secara keseluruhan data yang dihimpun dari para peternak ada sekitar 1.500 sapi yang terpapar PMK.

“Jumlah keseluruhannya ada sekitar 1.500 sapi, khusus untuk di daerah Sukajaya mulai dari Sukawinatan, Suak Bato, Ponorogo, hingga Talang Jering, ada 150 sapi terpapar PMK,” katanya.

Menurutnya, sebanyak 150 ekor itu terdiri dari jenis sapi biasa, bali, dan limosin yang disiapkan untuk sebagai hewan kurban.

“Termasuk didalamnya ada sebanyak 60 ekor sapi bali dan limosin yang saya pelihara satu tahun ini juga terpapar PMK karena tertular dari sapi peternak lain sekitar kandang saya,” demikian Yani. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI