Kisah Pilu Bocah Somalia, Menyamar Jadi Siswa Sekolah Demi Sebungkus Makanan

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 21 Juni 2022 | 09:07 WIB
Kisah Pilu Bocah Somalia, Menyamar Jadi Siswa Sekolah Demi Sebungkus Makanan
Anak-anak kelaparan di Somalia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Curah hujan pada Maret-April tahun ini, yang pertama dari dua musim hujan dalam setahun, tercatat paling sedikit selama 70 tahun terakhir.

Musim hujan kedua pada Oktober-Desember juga diprediksi akan lebih kering, menurut peringatan dari kelompok 14 asosiasi meteorologi dan kemanusiaan, termasuk WMO.

"Kita tak pernah melihat kekeringan berlangsung empat musim sebelumnya, dan sekarang sepertinya akan menjadi lima musim" pada Oktober, kata ahli klimatologi Chris Funk dari Pusat Bahaya Iklim di Universitas California, Santa Barbara.

"Kekeringan (seperti) ini lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim," katanya.

Siklus cuaca El Nino dan La Nina di Pasifik ikut memicu udara hangat dan kering di Somalia, seperti pola iklim Dipole di Samudra Hindia.

Ketika Dipole positif, udara akan lebih hangat di bagian barat Samudra Hindia dan hujan akan lebih banyak turun di Afrika Timur.

Sekarang, Dipole diprediksi oleh WMO akan negatif hingga akhir tahun dan menyebabkan kekeringan di Tanduk Afrika.

Namun, kedua hal itu saja tidak menjelaskan penurunan tajam curah hujan pada musim semi selama 20 tahun terakhir, kata Funk.

Pemanasan laut juga ikut berperan. Ilmuwan iklim Abubakr Salih Babiker dari Kantor Regional WMO Afrika mengatakan Samudra Hindia termasuk wilayah perairan yang paling cepat memanas di dunia.

Baca Juga: Dijuluki "Negeri Bajak Laut", Inilah 5 Fakta Tentang Negara Somalia!

Ketika samudra menyerap lebih banyak panas di atmosfer, para ilmuwan percaya Samudra Hindia yang panas akan menguap dan hujan turun lebih cepat di atasnya sebelum sampai di Tanduk Afrika, sehingga udara kering melanda daratan itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI