Ekspor Sapi Australia Nyaris Terhenti Akibat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku di Indonesia

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 30 Juni 2022 | 15:32 WIB
Ekspor Sapi Australia Nyaris Terhenti Akibat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku di Indonesia
Ilustrasi sapi (unsplash.com/ @mrmrs)

Di Broome, hanya 11.500 ekor yang diekspor pada Juni, turun dari 25.000 pada periode yang sama tahun lalu.

Indikator lain terjadinya perlambatan ekspor, Indikator Harga Ekspor Ternak dari Meat and Livestock Australia (MLA) tidak lagi diperbarui.

"Karena aktivitas perdagangan yang berkurang secara signifikan, Indikator Harga Ekspor Ternak sekarang hanya melaporkan secara ad-hoc sampai volume sapi bakalan Indonesia pulih kembali," kata MLA dalam sebuah pernyataan.

MLA memperkirakan ekspor ternak sapi Australia akan turun secara signifikan tahun ini sebesar 33 persen dari 772.000 menjadi 500.000 ekor.

Dick Slaney mengatakan perlambatan ekspor sapi dari Australia akan memiliki dampak susulan di Indonesia.

Dia berharap peluncuran vaksin PMK akan berhasil dan menstabilkan situasi.

Diserap oleh rumah potong hewan

Satu-satunya rumah potong hewan skala besar di wilayah utara Australia Barat kini telah dibuka kembali setelah ditutup 18 bulan, dan menyerap stok ternak yang biasanya ditujukan untuk ekspor.

Menurut David Larkin, rirut Yeeda Pastoral Company yang mengelola rumah potong hewan, pihaknya sedang memperluas kapasitas pemrosesan harian dari 200 menjadi 300 ekor sapi.

"Pada akhirnya perlambatan ekspor ternak akan memungkinkan lebih banyak sapi yang diproses secara lokal," katanya.

Baca Juga: Harga Ekspor Sapi Australia Naik, Harga Daging di Indonesia Ikut Naik?

"Kami sekarang mendapatkan ternak dari wilayah utara Australia Barat dan Northern Territory," jelasnya.

David menjelaskan ketika perdagangan ekspor ternak ke Indonesia tiba-tiba dilarang pada tahun 2011, wilayah utara Australia Barat belum memiliki rumah potong hewan.

Dia menilai industri ini telah jauh lebih baik pada tahun 2022.

"Tahun depan kami rencanakan menyerap lebih dari 80.000 ekor sapi. Kami juga akan memperbanyak jenis ternak selain sapi," ujarnya.

Sementara itu, sebuah rumah potong hewan di Batchelor, Northern Territory, akan kembali beroperasi pada 4 Juli setelah tutup lebih dari enam bulan.

Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI