Sebuah Pulau di Solomon Menolak Kehadiran Investasi China

SiswantoABC Suara.Com
Senin, 11 Juli 2022 | 12:59 WIB
Sebuah Pulau di Solomon Menolak Kehadiran Investasi China
Kepulauan Solomon [shutterstock]

Pada 2019, Pemerintah Kepulauan Solomon mengubah dukungannya dari Taiwan ke China. Makanya, Daniel membuat "Komunike Auki", yang melarang investasi yang didukung China di provinsi yang dipimpinnya.

Dia tetap mendukung dan mengakui kedaulatan Taiwan.

Dan masih ada alasan lain lagi.

Daniel mengatakan infrastruktur yang dibangun oleh perusahaan Cina "tidak pernah bertahan lama". Mereka menggunakan "barang murah". Dia terus terang mengaku lebih suka perusahaan Jepang, Australia, atau Selandia Baru.

Pada 2019, analisis Lowy Institute menemukan "bukti bahwa jika dibiarkan, perusahaan negara China akan mengambil jalan pintas dan menaikkan harga. Jika dikelola dengan benar, mereka dapat memberikan infrastruktur berkualitas baik."

Lebih lanjut, sebagai "Provinsi Kristen" Daniel terang-terangan mengatakan "ateisme" orang China berarti mereka tidak bisa "berjalan bersama".

Begitu orang China masuk ke suatu tempat, katanya, negara-negara Pasifik tidak memiliki "kekuatan" atau "perlindungan" untuk "menjaga diri sendiri". Kemudian orang China akan "mengubah sistem" di tempat tersebut.

Tapi mungkin alasan yang lebih kuat, Daniel mengaku hanya membela kebanggaan rakyatnya - rakyat Malaita.

"Kami menjalankan sebuah demokrasi di Malaita, kami percaya pada prinsip demokrasi," ujarnya.

Baca Juga: Australia Bantah Tudingan akan Menginvasi Kepulauan Solomon

"Mereka itu negara Komunis. Kami sangat mempertimbangkan keterlibatan Partai Komunis di sini," kata Daniel.

"Mereka tak boleh masuk ke sini, bagaimana pun caranya."

Berjalan-jalan di Pecinan

Kehadiran pengaruh China di Kepulauan Solomon bukanlah hal baru.

Toko-toko kelontong yang dikelola dan dimiliki oleh orang China telah ada di sana selama beberapa dekade. Bahkan ada yang beroperasi di Auki — fakta yang menurut Daniel bisa diterima saja karena kehadiran mereka "sebelum saya jadi pemimpin di sini".

Imigrasi China ke Kepulauan Solomon berlangsung sebelum Perang Dunia II dan beberapa pulau memiliki memiliki warisan China yang menonjol.

Bahkan ada lagu terkenal dalam budaya Kepulauan Solomon, "Walkabout Long Chinatown" — yang setara dengan "Waltzing Matilda" di Australia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI