Ratusan Pemohon Visa Permanen Australia Marah: Ini Tidak Adil Bagi Saya

SiswantoABC Suara.Com
Kamis, 18 Agustus 2022 | 12:38 WIB
Ratusan Pemohon Visa Permanen Australia Marah: Ini Tidak Adil Bagi Saya
Ilustrasi Visa Passport. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Bila kita ingin menetap di sebuah negara, kita akan merasa lebih aman kalau memiliki rumah sendiri."

Bagi Dipesh Khanal, seorang perawat di Toowoomba di negara bagian Queensland, status warga permanen  berarti mengakui adanya sumbangan yang dia berikan kepada masyarakat.

Dipesh yang tiba di Australia dari Nepal di tahun 2007, mengajukan visa 887 di bulan September 2020, setelah bekerja selama tiga tahun di sebuah pusat perawatan lanjut usia di Parkes di negara bagian New South Wales.

Dia mengatakan keputusan pemerintah untuk memberikan prioritas bagi pemohon dari luar Australia "sangat menyakitkan".

"Kami sudah mengorbankan waktu dan semuanya di komunitas regional, bekerja di sektor yang kritis selama pandemi," kata pria berusia 44 tahun tersebut kepada ABC. 

"Saya tidak tahu lagi apa yang mereka kerjakan."

Prosesnya malah melambat

Yiwen Huang yang sudah menunggu visa 190 selama dua tahun.

Ia kembali ke Australia dari China dengan pemikiran permohonan visanya akan selesai lebih cepat jika kembali ke Australia.

Visa 190 juga dikenal sebagai 'Skilled Nominated visa', di mana pemohon diundang oleh pemerintah negara bagian dan mereka memiliki keterampilan khusus yang masuk dalam kategori dibutuhkan, seperti guru,

Baca Juga: Sebut Australia Salah Satu Pendukung Pertama Kemerdekaan Indonesia, Penny Wong: Kami Sangat Bangga

Yiwen mengajukan permohonan di tahun 2019 dan kembali ke China sambil menunggu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI