Syarhril mengatakan jika pasien yang telah positif terkontaminasi cacar monyet, tdak perlu dirawat di ruang Isolasi, melainkan cukup melakukan Isolasi mandiri di rumah.
"Dalam hitungan dua hari, pemeriksaan PCR itu sudah dilakukan dan tadi malam sudah diumumkan positif terkonfirmasi," katanya.
3. Melakukan contact tracing
Setelah menemukan adanya pasien yang terkontaminasi cacar monyet di DKI Jakarta, Kemenkes bekerjasama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan pelacakan kontak erat terhadap pasien tersebut.
"Kasus cacar monyet ini adalah kasus yang menular yang memerlukan contact tracing kepada orang-orang yang pernah kontak erat dengan pasien tersebut," katanya
4. Kemenkes imbau masyarakat agar tenang
Setelah ditemukannya kasus pertama cacar monyet di Indonesia, Kementerian Kesehatan meminta masyarakat tetap tenang. Mohammad Syahril mengungkapkan, gejala virus cacar monyet relatif ringan, jika dibadingkan dengan Covid-19 sangatlah jauh berbeda. Terlebih, menurut Syahril, virus dalam penyakit cacar monyet adalah jenis virus yang bisa musnah sendiri, atau self limiting disease.
"Cacar monyet ini tidak terlalu berat sakitnya, agar kita tenang, malah kalau kita bandingkan dengan Covid-19 jauh, ya, Covid-19 ini sangat jauh beratnya, untuk itu kita tenang dengan maksud bahwasanya sebetulnya cacar monyet ini bisa sembuh sendiri, self limiting disease," kata Syahril pada, Sabtu (20/8/2022).
Sebagai informasi tambahan, Syahril mengatakan berdasarkan laporan kasus cacar monyet di dunia, jumlah pasien meninggal sangat kecil hanya sekitar satu persen dari seluruh penderita.
Baca Juga: Tangkal Gejala Awal Cacar Monyet, Konsumsi Makanan Bergizi agar Daya Tahan Tubuh Meningkat
"Dari data laporan dunia, dari 39.700 tadi, ada 400 yang meninggal, itu sekitar 1 persen, jadi kecil sekali, jauh dibandingkan dengan COVID yang sampai kadang-kadang 10 persen sampai 15 persen ya, tinggi sekali," katanya.