11 Daftar Kasus Kebocoran Data di Indonesia, Sebulan Tiga Kali Kejadian!

Farah Nabilla Suara.Com
Jum'at, 02 September 2022 | 11:50 WIB
11 Daftar Kasus Kebocoran Data di Indonesia, Sebulan Tiga Kali Kejadian!
Ilustrasi kebocoran data. [Pexel/Anete Lusina]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Para peretas menjual data-data itu di forum online. Seorang anggota forum misalnya menjual 460.000 dokumen dari nasabah BRI Life seharga 7000 dolar atau sekitar Rp 101 juta.

3. Data eHAC

Akhir Agustus 2021, beredar kebocoran data 1,3 juta pengguna aplikasi eHAC milik Kementerian Kesehatan. Data yang terekspos mencakup nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan, foto pribadi, nomor induk kependudukan, nomor pasport, hasil tes Covid-19, identitas rumah sakit, alamat, nomor telepon dan beberapa informasi lainnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anas Ma'ruf, dugaan kebocoran data terjadi di aplikasi eHAC yang lama. Ia mengatakan aplikasi tersebut sudah tak lagi digunakan sejak 2 Juli 2021.

Kemudian, pada September 2021, pihak kepolisian telah menghentikan penyelidikan kasus tercecernya data-data pribadi pengguna eHAC. Polisi beralasan tidak ada data yang dirampas dari server aplikasi tersebut.

4. Sertifikat Vaksin Jokowi

Warganet sempat dibuat heboh terkait beredarnya sertifikat vaksin Presiden Jokowi yang diperoleh dari aplikasi PeduliLindungi. Data itu beredar luas di berbagai situs media sosial, termasuk Twitter.

Pada sertifikat itu terdapat data-data pribadi Presiden Jokowi, nama lengkap, nomor induk kependudukan, tanggal vaksinasi serta nomor batch vaksin, hingga QR Code.

Tak lama berselang, fitur untuk mengakses sertifikat vaksin berdasarkan nama dan NIK di Aplikasi PeduliLindungi dihapus. Tujuannya agar seseorang tidak bisa mengakses informasi atau data orang lain.

Baca Juga: 1,3 Miliar Data Kartu SIM Diduga Bocor ke Darkweb, Menkominfo ; " kami tidak punya aplikasi menampung data registrasi "

5. Data KPAI

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI