Namun pendapatnya berubah ketika Zavilda TV mengunggah video tersebut. "Dengan judul kata-kata insyaf lah, tobat lah, merenung lah," ujarnya.
"Sumpah kesel banget emang begitu cara dia mencari viewers dengan jual agama. Aneh banget bisa tau orang insyaf atau tobat itu dari mana? Sedangkan kontennya itu kita udah settingan, kita tau kameranya dimana, kita tau bakalan ngapain aja disaat buat konten," sambungnya.
Bukan hanya perkara judul, korban meminta agar videonya dihapus karena cemas orangtuanya bisa melihat perilakunya. "Aku kan memang merokok dan aku gak kasih orang tua. Jadi aku overthinking kalo suatu saat vidio itu bakalan ketonton keluarga," terangnya.
Namun permintaan tersebut tidak diindahkan Zavilda TV. "Karena viewers nya udah banyaaakkk banget. Dia malah ngomong solusi untuk di edit vidionya," ujar korban, menirukan respons Zavilda TV.
Usai menolak menghapus videonya, Zavilda TV bahkan masih berani mengajak terduga korban untuk membuat bagian kedua dari kontennya. Korban pun menolak, apalagi karena ia tak menerima keuntungan sama sekali walaupun kontennya banyak ditonton di YouTube.
Menurutnya konten Zavilda TV meresahkan lantaran orang-orang yang diajak memang sepakat dengan video yang dibuat, tetapi tak ada diskusi sama sekali mengenai judul yang dibuat.
"Apalagi dengan cover YouTube, orang-orang yang di objektifikasi itu mereka pasti sama sekali ga tau, karena langsung aja gitu dia upload," pungkasnya.