Korban 2: Mengaku Ditolak Saat Meminta Takedown Video
"Gara-gara konten video Zavilda TV, aku jadi overthinking dan takut berkonflik dengan orang tuaku hingga dilarang kemana-mana. Orangtuaku pasti akan merasa malu, tapi Zavilda TV tidak mau takedown kontennya. Padahal aku sudah memohon," begitulah garis besar isi cerita yang disampaikan korban kepada @perempuanberkisah.
Pemilik akun Instagram tersebut juga mengaku telah menerima bukti permohonan korban agar Zavilda TV menghapus konten yang dimaksu, tetapi Zavilda TV menolak.
Ia mengaku kala itu sedang nongkrong dengan beberapa temannya di kafe. Lalu tiba-tiba datanglah Zavilda bersama sejumlah kru untuk membuat konten di kafe itu juga.
"Awalnya mereka ngajak aku sama temen aku bilangnya buat vidio konten, social experiment pake cadar. Aku sih fine fine aja Kak, karena sambilan nongkrong juga," tuturnya, semula menyepakati permintaan Zavilda TV.
Namun pendapatnya berubah ketika Zavilda TV mengunggah video tersebut. "Dengan judul kata-kata insyaf lah, tobat lah, merenung lah," ujarnya.
"Sumpah kesel banget emang begitu cara dia mencari viewers dengan jual agama. Aneh banget bisa tau orang insyaf atau tobat itu dari mana? Sedangkan kontennya itu kita udah settingan, kita tau kameranya dimana, kita tau bakalan ngapain aja disaat buat konten," sambungnya.
Bukan hanya perkara judul, korban meminta agar videonya dihapus karena cemas orangtuanya bisa melihat perilakunya. "Aku kan memang merokok dan aku gak kasih orang tua. Jadi aku overthinking kalo suatu saat vidio itu bakalan ketonton keluarga," terangnya.
Namun permintaan tersebut tidak diindahkan Zavilda TV. "Karena viewers nya udah banyaaakkk banget. Dia malah ngomong solusi untuk di edit vidionya," ujar korban, menirukan respons Zavilda TV.
Baca Juga: Coba Filter Tebak Benda Pakai Bahasa Inggris, Pemuda Ini Malah Gunakan Bahasa Jawa, Endingnya Kocak
Usai menolak menghapus videonya, Zavilda TV bahkan masih berani mengajak terduga korban untuk membuat bagian kedua dari kontennya. Korban pun menolak, apalagi karena ia tak menerima keuntungan sama sekali walaupun kontennya banyak ditonton di YouTube.