![RCatherine Middleton dan Pangeran William berdiri bersama anak-anak mereka yaitu Pangeran Louis, Putri Charlotte dan Pangeran George untuk menonton atraksi pesawat khusus dari balkon Istana Buckingham saat perayaan 70 tahun tahta Ratu atau Queen Platinum Jubilee di London, Ingrris, Kamis (2/6/2022). [Daniel LEAL / AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/06/03/16296-perayaan-70-tahun-tahta-ratu-elizabeth-ii-inggris-istana-buckingham.jpg)
Elizabeth I menghabiskan 44 tahun di atas takhta pada abad ke-16, yakni suatu periode yang dianggap sebagai zaman keemasan Inggris ketika ekonomi bertumbuh, pengaruh negara berkembang dan William Shakespeare menulis naskah dramanya yang masih dimainkan di seluruh dunia dan dianggap sebagai drama yang paling berpengaruh dalam bahasa apapun.
"Beberapa orang telah menyatakan harapan bahwa pemerintahan saya dapat menandai era Elizabeth yang baru," kata Ratu Elizabeth II dalam siaran Natalnya pada 1953.
"Terus terang, saya sendiri sama sekali tidak merasa seperti leluhur Tudor saya yang hebat," ujarnya.
Karena tidak pernah memberikan kesempatan wawancara atau membuat pandangan pribadinya tentang masalah politik, penilaian Ratu Elizabeth II tentang pemerintahannya sendiri sulit dipastikan.
Masa pemerintahan Ratu Elizabeth II adalah yang terpanjang dalam sejarah Inggris.
Seorang asisten senior kerajaan Inggris mengatakan kepada Reuters bahwa sang ratu akan menganggap penilaian terhadap warisan pemerintahannya sebagai hal yang perlu dinilai oleh orang lain.
Sejarawan konstitusi Inggris, David Starkey, mengatakan, Ratu Elizabeth II tidak menganggap perannya selaku ratu sebagai perwujudan periode sejarah, melainkan hanya suatu pekerjaan.
"Ia (Elizabeth II) tidak melakukan dan tidak mengatakan hal apa pun yang akan diingat oleh siapa pun. Dia tidak akan menyematkan namanya untuk suatu era. Atau, saya rasa, tidak juga untuk suatu hal lain," tulis Starkey pada 2015.
"Saya mengatakan ini bukan sebagai kritik tetapi hanya sebagai pernyataan fakta. Bahkan sebagai semacam pujian. Dan, saya kira, ratu akan menganggapnya seperti itu. Karena dia naik takhta hanya dengan satu niat: untuk menjaga keberlangsungan kerajaan (Inggris) terus berjalan."
Baca Juga: Meghan Markle Tidak Diundang ke Balmoral Jelang Kematian Ratu Elizabeth II
Beberapa sejarawan dan penulis biografi lain mengatakan pandangan Starkey itu masih kurang untuk menggambarkan bagaimana Ratu Elizabeth II melakukan perannya dan bergerak seiring waktu.
"Dalam dunia yang semakin kacau, dia telah memberikan rasa stabilitas," kata Andrew Morton, penulis biografi Putri Diana pada 1992 yang menyebabkan pertengkaran di keluarga kerajaan.
Tekad sang ratu untuk melakukan perannya sebaik mungkin dan menahan diri untuk tidak menyuarakan pandangan apa pun yang dapat menyebabkan pelanggaran memberinya otoritas moral melebihi apa pun yang dia perintahkan hanya melalui posisinya sebagai ratu, kata beberapa orang.
"Apa yang berhasil dilakukan Ratu (Elizabeth II) adalah.. membawa monarkhi Inggris ke abad ke-21 sebaik mungkin," kata cucu sang ratu, Pangeran William, dalam film dokumenter pada 2012.
"Setiap organisasi perlu sering menilai dirinya sendiri, dan monarki adalah mesin yang terus berkembang dan saya pikir monarki benar-benar ingin mencerminkan masyarakat, ingin bergerak seiring waktu dan penting bahwa monarki melakukannya untuk kelangsungan hidupnya sendiri," ujar William.
Kekuatan Lembut Elizabeth II