Sebagai seorang yang cukup lama mengenal Puan Maharani, Effendi mengaku sangat mengetahui sepak terjang putri dari Taufik Kiemas dan Megawati Soekarnoputri yang dianggapnya sangat luar biasa itu.
Apalagi, Puan dianggapnya memiliki bibit bebet bobot sebagai cucu Presiden Soekarno. Karena itu, ia turut mendukung Puan untuk maju sebagai capres.
Usul Gerindra tak diberi porsi, menteri koordinator dihapus
Effendi Simbolon juga berani mengusulkan kepada Presiden Jokowi agar jangan terlalu memberi porsi ke Partai Gerindra. Ini setelah Gerindra menyampaikan ingin bergabung ke koalisi Presiden Jokowi setelah Pemilu 2019.
Effendi menjelaskan bahwa posisi Partai Gerindra dalam Pemilihan Presiden 2019 berbeda dari kubu Jokowi-Maruf Amin. Jika melihat dua kubu yang berseberangan, menurutnya tidak perlu disatukan.
Effendi juga menambahkan apabila rekonsiliasi antara Jokowi dengan Prabowo seharusnya hanya cukup sampai pertemuan silahturahmi demi mencairkan suasana panas di tengah-tengah masyarakat kala itu.
Setelah masalah koalisi, Effendi juga mengkritik keberadaan menteri-menteri koordinator (menko) dalam Kabinet Indonesia Maju Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin.
Ia dalam diskusi Polemik bertajuk "100 Hari Kabinet Jokowi-Maruf" di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta, Sabtu (8/2/2020) mengatakan, menteri-menteri koordinator itu tak menjalankan fungsinya secara efektif.
Effendi menuturkan adanya menko justru membuat menteri-menteri biasa bingung harus bertanggungjawab kepada siapa. Ia menilai, sebaiknya jabatan itu dihapus sehingga kinerja pemerintahan Jokowi – Maruf bisa cepat.
Baca Juga: Memicu Kemarahan Prajurit, Effendi Simbolon Meminta Maaf Secara Langsung kepada Panglima TNI
Adapun, menteri-menteri koordinator antara lain Menko Polhukam Mahfud MD, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto serta Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti