Lebih lanjut, Ujang menilai memang masing-masing figur dengan latar belakangnya punya plus dan minusnya. Misalnya latar belakang sipil akan lebih lentur, jika melakukan blusukan, sementara latar belakang militer punya wibawa namun kaku ketika turun temui rakyat.
Adapun terakhir, Ujang menyebut, pendikotomian latar belakang figur yang maju di Pilpres memang tak bisa dihindarkan. Namun, menurutnya, bukan untuk dihadap-hadapkan dengan posisi netral, harus saling melengkapi.
"Kita tahu, bahwa apa namanya politik itu selalu tidak terlalu penting siapa figur militer atau sipil ketgasan memang penting kewibawaan penting tapi paling penting bagaimana baik sipil maupun militer bisa memberikan harapan, memberikan perubahan kesejahteraan, bagi rakyat titik tekannya seperti itu," katanya.