Peristiwa Bom yang Ubah Australia: Baju Robek: Kekacauan Luar Biasa

SiswantoABC Suara.Com
Rabu, 12 Oktober 2022 | 09:01 WIB
Peristiwa Bom yang Ubah Australia: Baju Robek: Kekacauan Luar Biasa
Warga berdoa saat peringatan 19 tahun tragedi bom Bali di Monumen Bom Bali, Badung, Bali, Selasa (12/10/2021). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

(Semua hasil wawancara telah dipersingkat dan diedit penyampaiannya supaya lebih jelas.)

Kehidupan malam

Warga lokal dan turis, khususnya tim olah raga Australia yang merayakan akhir musim, pergi ke Pantai Kuta untuk menikmati kehangatan cuaca, keindahan pantai dan suasana pesta di sana.

ALAN ATKINSON, mantan wartawan ABC dan salah satu yang pertama tiba di tempat kejadian perkara : Waktu itu hari Sabtu malam. Suasananya sangat berwarna, ramai dan hangat di Kuta. Kami makan di klub malam, di dekat gang Poppies yang terkenal, lalu menyusuri pantai Kuta menuju hotel saat matahari terbenam.

ERIK DE HAART, penyintas dan anggota klub liga rugby Coogee Dolphins : Saya satu kamar dengan Shane Foley dan Gerard Yeo dan kita tiba di hotel sekitar jam 16:00. Kami berenang sebentar, siap-siap, pergi makan malam lalu berjalan menuju Sari Club.

GLEN MCEWAN, anggota kepolisian Australia yang ditempatkan di Indonesia tahun 2002 : Saya terbang ke Bali siang hari itu untuk memeriksa masalah penyelundupan manusia sebagai bagian pekerjaan saya. Rekan saya Mick Keelty sudah sampai di Bali. Dua polisi lainnya baru sampai hari itu. Mick dan saya bertemu di sore menjelang malam.

Biasanya, kami pegi ke Paddy's Bar di sana … tapi dua polisi ini baru turun dari pesawat, jadi mereka tidak mau ke sana. Terlalu malas, menurut saya, tapi perasaan itu mungkin yang turut menyelamatkan hidup mereka.

Jadi kami [pergi ke] restoran dan bar yang berjarak sekitar 400 meter dari sana, di ujung Jalan Legian.

THIOLINA F MARAPAUNG, penyintas dan kepala Asosiasi Korban Pengeboman Bali, Isana Dewata Foundation : Kedua teman saya menyetir melewati Legian [jalan utama di Kuta] karena hari itu Sabtu malam dan [kami ingin melihat] Kuta di malam hari.

Waktu kami masuk ke jalan Legian, situasi lalu lintas sudah ramai dari awal, jadi mobil bergerak dengan sangat lambat.

Baca Juga: Cara Australia Merawat Korban Bom Bali Masih Bermanfaat Hingga Saat Ini

ANDREW CSABI, warga Australia yang selamat : Pada pukul 22:30, kami memutuskan untuk pergi ke Sari Club. [Tempat itu] dipadati orang dan penjaga di pintu depan. Kondisi yang normal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI