Lalu langit dipenuhi warna oranye terang, yang aneh karena semua lampu mati. Dan saya berpikir 'Oh, kelihatannya ini terjadi dekat Sari Club.'
'Titik Nol'
Kedua bom itu meledak di bangunan terdekat, membakar jalan, meninggalkan lubang satu meter di depan Sari Club.
GLEN: [Dari restoran] kami melihat seperti neraka dari kejauhan. Bergerak menuju Jalan Legian tapi … neraka itu sangat luas hingga kami pikir yang terbakar adalah hotel kami [dekat Pantai Kuta].
Kami memeriksa [hotel dahulu] lalu menuju tempat yang kami sebut 'Titik Nol'.
ERIK: Saya mulai berjalan di gang Poppies dan, waktu saya sudah mulai dekat dengan titiknya, terlihat banyak orang berlari, menghindari api.
Rombongan pertama hanya mengenakan atasan. Yang kedua terlihat berdarah dan bajunya hilang. Dan semakin saya dekat, pemandangannya semakin parah.
Saya memutar balik. Dan, di sisi kanan, Paddy's Bar terbakar api. Orang-orang keluar berjalan sempoyongan. Saya melihat ke kiri di mana Sari Club berada, dan situasinya kacau parah.
ANDREW: Saya tidak bisa memahami apa yang terjadi dalam kepala saya kecuali waktu saya bangun, saya sudah menghadap ke bawah.
Kaki kiri saya, tertekuk ke kanan dan kaki kanan saya, jarinya hilang. Jadi saya melakukan satu-satunya hal yang bisa saya lakukan yaitu menjauhi panas. Klub malam itu terbakar api.
Baca Juga: Cara Australia Merawat Korban Bom Bali Masih Bermanfaat Hingga Saat Ini
GLEN: Ketika kami berlari di gang Poppies, ada orang yang berlari ke arah kami dan menjauh dari peristiwa yang menimpa mereka. Kami berbicara dengan mereka tidak lama setelah ledakan.
Lalu ketika kami masuk ke Jalan Legian, tepat di luar Paddy's Bar, ada ratusan orang … situasinya kacau. Kalau Anda bisa membayangkan neraka itu seperti apa, seperti ini bentuknya.
ERIK: Orang-orang berkeliaran, masih dalam kondisi shock.
Banyak yang berdarah, bajunya compang-camping terkena ledakan dan ada yang berusaha melompati tembok untuk keluar.
Hanya ada mayat terbaring di tanah … Banyak yang sempoyongan … saling menolong mereka yang sempoyongan juga.
ANDREW: Saya beberapa kali tidak sadarkan diri dan saya merangkak dan ingat para perempuan di dekat saya, terlihat seperti pohon yang terbakar, mereka terbakar. Saya berusaha melambaikan tangan, meminta tolong, tapi saya bahkan tidak tahu kalau saya merangkak ke arah yang benar.