5 Akal Unik Polisi dalam Tragedi Kanjuruhan, Temuan Botol Miras Ternyata Obat Ternak?

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 12 Oktober 2022 | 18:00 WIB
5 Akal Unik Polisi dalam Tragedi Kanjuruhan, Temuan Botol Miras Ternyata Obat Ternak?
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan tersangka Tragedi Kanjuruhan di Mapolres Malang Kota, Jawa Timur, Kamis (6/10/2022) malam. [Dok. Polri]
Cuitan Twitter Polri yang membagikan komik sportivitas.
Cuitan Twitter Polri yang membagikan komik sportivitas.

Di hari yang sama, kemarin Jumat, akun Twitter Divisi Humas Polri juga membagikan komik sportivitas. Di dalamnya, tersirat pesan seolah tragedi Kanjuruhan merupakan akibat fanatisme yang berlebihan.

"DUKA SEPAK BOLA INDONESIA. Duka yang mendalam untuk semua korban dari tragedi ini. Cukuplah ini menjadi yang terakhir dan dari sini, kita semua bisa belajar dan memperbaiki diri. Demi sepak bola yang lebih baik," keterangan unggahan komik tersebut.

Adapun berikut selengkapnya mengenai rincian tulisan yang terdapat dalam komik itu. Jumlah gambar yang dibagikan sendiri sebanyak empat buah.

Gambar 1: Permainan sepak bola bagi banyak orang adalah wujud identitas dan juga kebanggaan kelompok.

Gambar 2: Tapi permainan tetaplah permainan. Menang-kalah adalah hal yang biasa dan fanatisme harusnya tetap terukur, terarah, dan dibarengi dengan logika.

Gambar 3: Dengan semangat sportifitas, sepakbola takkan jadi pemicu untuk perpecahan "lawan" hanya di lapangan. Di luar itu kita semua adalah kawan.

Gambar 4: Itu adalah harapan kita semua. Namun, kenyataannya tragedi Kanjuruhan terjadi dan banyak manusia terenggut begitu saja.

Unggahan ini juga memicu amarah warganet. Ada yang kesal karena polisi kerap menyalahkan suporter dan ada pula yang menyebut unggahan itu sebagai aksi 'cuci tangan' dengan menyelipkan tokoh berseragam polisi sebagai pembawa perdamaian.

4. Gas Air Mata Tidak Mematikan?

Baca Juga: FIFA Kumpulkan Data untuk Memastikan Sepak Bola Indonesia Aman Pasca Tragedi Kanjuruhan

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan itu berdasar penjelasan ahli dan dokter spesialis. Menurutnya, tak ada satupun korban meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan akibat gas air mata.

"Dari dokter spesialis penyakit dalam, penyakit paru, penyakit THT, dan juga spesialis penyakit mata, tidak satu pun yang menyebutkan bahwa penyebab kematian adalah gas air mata. Tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen, karena apa? Terjadi berdesak-desakan, terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan mengakibatkan kekurangan oksigen," kata Dedi kepada wartawan, Senin (10/10/2022).

Dedi menyebut efek gas air mata pada dasarnya hanya akan menimbulkan iritasi. Namun, tidak sampai menyebabkan kematian.

"Sampai saat ini belum ada jurnal ilmiah yang menyebutkan ada fatalitas gas air mata yang mengakibatkan orang meninggal dunia," katanya.

Namun klaim ini kemudian dipertanyakan kembali, kalaupun gas air mata tidak mematikan tapi aksi aparat menembakkannya ke arah tribun menjadi salah satu penyebab kekacauan.

"Mengapa gas air mata itu dipergunakan dalam situasi di mana tidak jelas, apakah sedang terjadi kerusuhan atau hanya ekspresi berlebihan suporter yang turun ke lapangan?," kata Anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani kepada wartawan, Rabu (12/10/2022).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI