"Mafia judi udah, mafia narkoba udah, spesialis maling motor udah, bantu koruptor udah, bunuh bawahan udah, bunuh massal supporter bola udah, suap sana-sini udah, korupsi udah. Udah toh, wes bubar dipanggil bapak tuh naik bis," imbuh warganet lain.
"Logikanya aparat ngintai pemakai narkoba enggak mungkin sehari dua hari tangkap, bisa hitungan minggu atau bulan, tapi ini ditangkap baru beberapa hari setelah menjabat jabatan baru Kapolda Jatim," tambah lainnya.
"Kayak pemain pengganti yang baru masuk lapangan trus langsung dikartu merah," tulis warganet di kolom komentar.
"Polisi kita enggak mau kalah sama penjahat-penjahatnya," timpal lainnya.
Merosotnya Kepercayaan Masyarkat ke Polri

Lembaga Konsultan Politik, Charta Politika Indonesia merilis hasil survey terkini terkait tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tinggi negara.
Dari hasil survey yang dipublikasikan, terlihat bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Lembaga Tinggi Polri menurun drastis.
Dalam hasil survei bulan Juni lalu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri cukup tinggi, yakni berada di angka 73 persen. Namun pada Agustus menurun menjadi 55 persen, yang artinya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri menurun 18 persen.
Terkait berbagai masalah di Polri, pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung menyebutkan bahwa perlu adanya revolusi di lembaga Polri.
Baca Juga: Aturan Ketat yang Harus Dipatuhi Para Pejabat Polri saat Menghadap Jokowi di Istana
"Jadi sebetulnya ucapkan saja Jokowi, kasih mandat buat masyarakat sipil buat reorganisasi kepolisian," ujar Rocky Gerung dalam video di kanal Youtube Rocky Gerung Official.