Local Media Summit 2022, Strategi Media Lokal Menghadapi Tantangan Masa Depan

Kamis, 27 Oktober 2022 | 11:36 WIB
Local Media Summit 2022, Strategi Media Lokal Menghadapi Tantangan Masa Depan
Acara Local Media Summit 2002 dihadiri ratusan media lokal yang ada di Indonesia. Agenda yang diinisiasi Suara.com dan International Media Support (IMS) ini digelar di Perpustakaan Nasional Jakarta pada Kamis (27/10/2022). [Suara.com/Chandra Iswinarno]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Ini karena orang Indonesia tidak mau berlanggangan tidak mau membeli sebuah konten. Dan ini menjadi tantangan cukup berat. Iklan sangat tidak mendukung terhadap pola kerja publisher," jelasnya.

Sementara bisnis model saat ini yang mengandalkan pageviews, akan berhadapan dengan konten receh, hantu, prank, hoaks.

"Konten receh dengan konten jurnalisme yang pembacanya kecil, secara iklan kalah harganya. Tantangan cukup besar bagi kita untuk beradaptasi, berubah. Poinnya kalau itu diteruskan nasib jurnalisme kita bisa habis kalau model bisnis tetap sama," ujarnya.

Pola Baru Bisnis Media Lokal

Masih menurutnya, isu ini cukup menantang sehingga butuh banyak sharing mencari pola baru, bisnis model bagi media lokal. Suwarjono membagi lima model biaya untuk media atau model bisnis media saat ini.

Pertama media sebagai konten kreator dimana membuat konten untuk platform global seperti Google, Facebook, Twitter, Instagram, TikTok. Media sebagai konten kreator atau konten provider, ujar Suwarjono, ancamannya adalah media jadi tergantung dengan platform tersebut.

Pemimpin Suara.com Suwarjono (kanan), Wakil Ketua Dewan Pers Agung Darmajaya (tengah) dan Perwakilan Lars Bestle (kiri) meresmikan agenda Local Media Support di Auditorium Perpusnas Jakarta pada Kamis (27/10/2022). [Suara.com/Chandra Iswinarno]
Pemimpin Suara.com Suwarjono (kanan), Wakil Ketua Dewan Pers Agung Darmajaya (tengah) dan Perwakilan Lars Bestle (kiri) meresmikan agenda Local Media Support di Auditorium Perpusnas Jakarta pada Kamis (27/10/2022). [Suara.com/Chandra Iswinarno]

Lalu ada media dengan berbasis berlangganan di mana hal ini menurut Suwarono, cukup berat. Ada juga bisnis media sebagai display.

"Membuat media sebagai tempat display sebagai outlet sementara bisnisnya di tempat lain. Saya kebayang 2024, media sebagai outlet dipakai calon-calon,” ujarnya.

Keempat media dikelola berbasis donor yang memiliki konten nice.

Baca Juga: MGID Siap Latih Media Lokal Punya Bisnis yang Sehat dan Berkelanjutan

“Kelima adalah menggabungkan banyak model. Dia menggunakan ekosistem digital baik untuk distribusi bagi digital, agensi, PH. Lima model ini mnearik tapi butuh model baru lagi supaya tidak stagnan,” ujar Suwarojono.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI