"Banyak bohong dia di sini. Saudara bertetap Ibu Putri yang lahirkan? Jawab yang serius. Siapa yang melahirkan Arka?" cecar Wahyu.
Susi konsisten dengan jawabannya tersebut. Hakim kemudian menanyakan tanggal lahir Arka yang juga mampu dijawab Susi. Namun, saat ditanya tempat lahir anak bungsu Putri itu, Susi mengaku tidak mengetahuinya.
Wahyu menegaskan jika hal tersebut justru semakin membuat Susi terjebak dengan kebohongannya sendiri. Ia mengaku heran karena biasanya seseorang mengetahui tanggal lahir sekaligus tempatnya.
"Saudara tahu tanggal lahirnya tapi saudara tidak tahu lahirkannya di mana. Makin terjebak saudara dengan kebohongan saudara," tegas Wahyu.
Hakim Wahyu yang sudah merasa kesal memastikan apakah Susi disuruh menjawab dengan kalimat "tidak tahu" jika dicecar pertanyaan saat persidangan. Susi mengaku tidak ada yang menyuruhnya seperti itu.
Wahyu menambahkan jika Susi bisa saja dipidana jika terus memberikan keterangan yang tidak jelas atau selalu berubah-ubah. Ia juga meminta Susi berpikir dulu, tidak langsung terburu-buru dalam menjawabnya.
"Kalau keterangan saudara berbeda dengan yang lain saudara bisa dipidanakan loh. Pikirkan dulu, jangan jawab cepat-cepat. Saya tidak minta langsung jawab," tegas hakim Wahyu.
Susi bisa terancam pidana jika terus menerus memberikan keterangan yang berbeda.
Hakim Wahyu beberapa kali menegur Susi karena memberikan keterangan yang berubah-ubah. Dia bahkan menegaskan kepada Susi, bahwa yang bersangkutan bisa dipidana apabila memberikan keterangan bohong.
"Kalau keterangan saudara berbeda dengan yang lain saudara bisa dipidanakan loh. Pikirkan dulu, jangan jawab cepat-cepat. Saya tidak minta langsung jawab," tegas hakim Wahyu.