Demokrat bersikukuh mengajukan nama ketumnya Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres, sementara PKS juga menyodorkan salah satu kader potensialnya, yakni mantan gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Tarik menarik antara kedua parpol tersebut cukup sengit, hingga akhirnya Nasdem memberikan sepenuhnya kepada Anies untuk memilih calonnya.
Belakangan, Partai Demokrat dan PKS nampak sudah bisa merelakan jika nanti bukan kader mereka yang terpilih jadi pendamping Anies Baswedan.
"Saya kira kami di PKS tidak masalah," kata Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Sohibul Iman.
Koalisi PKB-Gerindra renggang?
Sementara itu dinamika juga terjadi di koalisi PKB-Gerindra. Hingga kini koalisi dua parpol tersebut belum menentukan nama calon presiden dan calon wakil presiden.
Namun Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebelumnya telah menyatakan bersedia maju sebagai calon wakil presiden 2024.
Sejak kedua partai tersebut sepakat berkoalisi pada 13 Agustus 2022 lalu, Ketum PKB menyatakan terang-terangan ingin mejadi cawapres Prabowo.
Namun belakangan manuver PKB berubah. Cak Imin tiba-tiba juga ingin maju sebagai calon presiden. Menurut dia, hingga kini belum ada kesepakatan diantara PKB dan Gerindra mengenai nama calon presiden yang akan diusung. Karena itulah ia menganggap wajar jika dirinya juga ingin maju sebagai capres.
Baca Juga: Ahmad Dhani Kritik Prabowo, Sebut Umat Islam Kini Lebih Pilih Anies Baswedan
"Belum, kita akan duduk berdua (dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto) karena sampai detik ini masing-masing ngotot jadi capres," kata Cak Imin, begitu sapaan akrab Muhaimin, di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (21/11/2022).