Suara.com - Ketua relawan Jokowi Mania atau Joman, Immanuel Ebenezer, turut mengomentari pernyataan Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani yang menyatakan pihaknya siap tempur melawan pihak-pihak yang dianggap menjadi lawan Presiden Jokowi.
Pria yang akrab disapa Noel itu menegaskan, bahwa bukan lagi saatnya bicara soal 'perang' namun sudah saatnya bicara rekonsiliasi.
"Kampanye sudah selesai bung, saatnya kita bicara rekonsiliasi bukan perang," kata Noel kepada wartawan, Senin (28/11/2022).
Menurutnya, Benny tak seharusnya mengeluarkan pernyataan tersebut. Seharusnya yang ditawarkan Benny adalah politik gagasan.
"Aktivis demokrasi seharusnya bicara gagasan bukan bicara kekuasaan dan kekuatan," ujarnya.
Noel mengatakan, pihaknya sepakat soal penegakan hukum. Namun ia mengingatkan, penegakan harus dilakukan secara adil.
"Kita sepakat soal penegakan hukum, tetapi penegakan yang adil bukan penegakaan yang tidak adil karena musuh nyata demokrasi adalah mereka yang berwatak fasis," tuturnya.
Viral
Sebelumnya, Benny Ramdhani mengaku pihaknya siap tempur melawan pihak-pihak yang dianggap menjadi lawan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Ngaku Siap Tempur Lawan Penyerang di Hadapan Jokowi, Benny Rhamdani Ngeles Cuman Sampaikan Pesan
Pernyataan Benny di hadapan Jokowi itu kini tersebar luas di jagat media sosial melalui tayangan video. Diduga video itu diambil di sela-sela Nusantara Bersatu, sebuah acara yang diinisiasi para relawan dan dihadiri Jokowi di Gelora Bung Karno, Sabtu (26/11).
Benny kepada Jokowi, mengatakan masih banyak serangan terhadap sang presiden beserta kelompok yang pro terhadap Jokowi.
"Kita ini pemenang Pilpres, kita ini besar, tapi serangan lawan ini masih terus," kata Benny di hadapan Jokowi.
Benny lantas menyarankan kepada Jokowi untuk melakukan amplifikasi program-program keberhasilan Jokowi sebagai bentuk meredam perlawanan.
Benny sekaligus memceritakan kepada Jokowi bagaimana suasana diri para relawan yang tidak segan melawan balik pihak yang menyerang Jokowi. Benny bahkan menggunakan istilah 'tempur'.
"Kedua, kita gemes pak ingin melawan mereka. Kalau mau tempur lapangan, kita lebih banyak," ucapnya.