"Jadi memang luar biasa dahsyatnya itu. Cuma memang itulah demokrasi, kita tawarkan ide. Kalau di awal-awal ini masih nekat. Itu bedanya kita dengan Mas Hasto. Kalau Mas Hasto sudah pegang saham. Kalau kita ini belum punya saham, baru membentuk start up. Baru nanti dilemparkan untuk dibeli oleh publik," kata Fahri.
Walau perjuangan masih panjang, Fahri mengatakan bersyukur ide yang ditawarkan Partai Gelora sebagian telah diterima masyarakat.
"Jadi memang suka dukanya banyak, tapi karena idenya itu disebar dan disambut oleh masyarakat, alhamdulillah di seluruh Indonesia itu muncul kantor-kantor kami. Itu luar biasa," kata Fahri. [rangkuman laporan Suara.com]