"Ya saya sih melihat ajakan Nasdem itu bagi Gerindra tidak rasional. Kenapa? Karena bagaimana pun ajakan itu dalam tanda petik melukai Prabowo," kata Ujang.
Ujang mengatakan salah satu pertimbangan yang mungkin memberatkan Partai Gerindra untuk bergabung dalam koalisi adalah pengalaman masa lalu. Gerindra pernah menjadi pendukung Anies di pilkada Jakarta tahun 2017 hingga menang.
Anies juga pernah menyatakan bahwa dia tidak akan maju di pemilihan presiden selama Prabowo Subianto juga maju.
"Dan tentu Gerindra tidak mau dan kecewa terkait dengan itu. Jadi saya melihat kecil kemungkinan kecil kalau Gerindra bergabung dengan Nasdem," kata Ujang.
Apalagi jika Prabowo hanya akan dijadikan calon wakil presiden untuk mendampingi Anies, kemungkinan koalisi itu semakin kecil.
"Nasdem ingin memasangkan Prabowo sebagai cawapres, itu artinya menurunkan derajat Prabowo. Kecuali kalau koalisinya menang, kan belum tentu menang juga, karena Gerindra ada di pemerintahan dan Anies bertolak belakang dengan pemerintahan, dibenci oleh pemerintahan," kata Ujang.