Suara.com - Anggota Komisi III DPR Santoso mewanti-wanti Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT agar tidak berorientasi terhadap penyerapan anggaran dalam program deradikalisaai.
Sansoto berpesan supaya BNPT benar-benar dapat menjalankan program deradikalisasi untuk membentuk karakter bangsa yang toleran, menerima dan menghormati perbedaan.
"Program deradikalisasi yang dilakukan oleh BNPT jangan hanya berorientasi pada penyerapan anggaran! Tapi benar-benar membentuk sikap toleran antaranak bangsa atas adanya perbedaan dan pandangan politik," tutur Santoso.
Adapun wanti-wanri itu ia sampaikan kepada BNPT menyusul kejadian bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.
Pasalnya menurut Santoso, bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar tidak terlepas dari kurangnya peran BNPT.
Ia mengatakan BNPT kecolongan atas insiden yang terjadi hari ini di Bandung, Jawa Barat.
"Peristiwa bom bunuh diri ini BNPT kecolongan," kata Santoso.
Minta BIN Waspada
Aparat keamanan, terlebih intelijen yang bernaung di Badan Intelijen Negara diminta selalu mengantisipasi adanya potensi bom. Hal itu harus dilakukan untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Rabu pagi.
Santoso mengatakan aparat perlu mewaspadai potensi bom bunuh diri menjelang Natal dan tahun baru atau Nataru.
"Aparat penegak hukum, termasuk BIN punya tugas untuk mengantisipasi agar peristiwa bom bunuh diri ini tidak terjadi lagi," kata Santoso.
Pria Pelaku Bom Tewas
Diketahui, pihak Polri mengonfirmasi bahwa terduga pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, meninggal dunia.
Selain memastikan hal tersebut, Polri juga mengatakan tim dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kini masih melakukan olah tempat kejadian perkara.
"Terduga pelaku bom bunuh diri meninggal," kata Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, kepada wartawan, Rabu (7/12/2022).