Mangkunegara IV adalah yang pertama kali menginisiasi pembangunan Stasiun Solo Balapan dan Stasiun Purwosari. Kemudian di masa Mangkunegara VII, Stasiun Solo Balapan direvitalisasi dengan meminta desain dari arsitek asing.
GPH Bhre Cakrahutomo juga dikenal sebagai pecinta fotografi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa unggahan di akun Instagram pribadi miliknya.
Raja baru Mangkunegaran tersebut sering mengunggah foto-foto bertemakan human interest dan landscape. Berikut ini hasil jepretan kamera GPH Bhre.
Selain itu, pria berusia 24 tahun ini juga bertanggung-jawab atas tugas mendiang sang ayahnya dalam proyek renovasi Mangkunegaran yang dilakukan oleh pemerintah.
Sebagai generasi milenial, GPH Bhre memiliki pandangan bahwa kebudayaan menjadi harga diri dan juga identitasnya.
Agama GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo
Maret 2022, beberapa hari menjelang pengukuhan GPH Bhre Cakrahutomo sebagai Mangkunegaran yang baru, Puro Mangkunegaran telah memberikan klarifikasi terkait agamanya.
Puro Mangkunegaran menyebut bahwa GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo adalah pemeluk Islam. Hal ini sesuai dengan ketentuan tradisi Mataram Islam, yang mana Puro Mangkunegaran adalah salah satu penerus dinastinya.
Lantaran Puro Mangkunegaran adalah bercorak Islam maka pemimpinnya pun harus beragama Islam. Muncul dugaan bahwa GPH Bhre telah jadi mualaf sebelum dikukuhkan sebagai KGPAA Mangkunegara X.
Baca Juga: Beda Mangkunegaran dan Kasunanan: Sejarah, Wilayah Kekuasaan hingga Motif Batiknya
Dikutip dari SuaraSurakarta.id, budayawan Solo, Raden Surojo menjelaskan saat dirinya mengutip dari pernyataan putra Pakubuwono Xll, GPH Puger yang menjelaskan seorang raja mataram ataupun adipati, harus muslim. Mengingat GPH Bhre Cakrahutomo beragama katolik.
"Jika tidak, mereka harus mualaf dahulu. Karena kerajaan mataram sendiri adalah kerjaan mataram islam. Sepanjang itu dilakukan tidak masalah," jelasnya mengutip GPH Puger.
Seharusnya, lanjut Surojo harusnya hal ini sudah harus dilakukan pada 100 hari yang lalu pasca meninggalnya Mangkunegara lX, mengapa baru saat ini dilakukan.
"Tapi sekali lagi apapun harus dilakukan secara musyawarah mufakat keluarga besar. Jika itu sudah dilakukan berarti sudah final dalam penetapan tersebut," ujarnya.
Alasan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo Jadi Raja

Penunjukan GPH Bhre sebagai raja berdasarkan hasil musyawarah antar keluarga dan sederet dalem Puro Mangkunegaran. Penerus tahta Puro Mangkunegaran setelah wafatnya KGPAA Mangkunegara IX harus dari anak laki-laki. Lebih diutamakan yaitu putra laki-laki dari permaisuri atau prameswari dalem.