Suara.com - Perayaan malam tahun baru 2023 di Indonesia berlangsung dalam berbagai kondisi. Bahkan, beberapa wilayah harus mengalami bencana di malam pergantian tahun ini.
Beberapa kota di Indonesia merayakan malam pergantian tahun dengan menggelar acara-acara yang dipusatkan di sejumlah titik. Terlebih, pemerintah secara resmi mengumumkan PPKM telah berakhir.
Namun, tak sedikit warga yang harus menelan keprihatinan lantaran bencana yang melanda sejak akhir tahun 2022 hingga awal tahun 2023 ini.
Tabur Garam di Jakarta
Di ibu kota, perayaan Tahun Baru digelar meriah di sejumlah titik. Masyarakat di Jabodetabek dan Jabar pun bisa berpesta merayakan malam tahun baru 2023 dengan meriah dan aman dengan cuaca 'bersahabat'.
Hal ini tak lepas dari peran operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh tim gabungan BMKG, BRIN, TNI Angkatan Udara, dan Pemprov DKI dan Jabar.
Operasi TMC yang juga melibatkan Kementerian Perubungan itu mulai dilakukan sejak 29 Desember 2022. Sedikitnya 30 ton NaCl atau garam disemai menggunakan dua pesawat yaitu Pesawat Cassa 212 dan CN 295 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang.
Dia menjelaskan, puluhan ton garam tersebut ditabur di langit wilayah Perairan Selat Sunda, berdekatan dengan Gunung Krakatau dengan ketinggian 10.000 kaki. Awan-awan yang membawa hujan, "dicegat" agar tidak turun di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.
Menurut dia, puluhan ton garam itu disebar dengan teknik penyebaran yang dilakukan secara manual pada koordinat yang telah ditentukan. Dengan begitu, hujan diturunkan di wilayah laut sehingga tidak sempat masuk daratan. Warga Ibu Kota merayakan pergantian tahun baru 2023 di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI), TMII, Monas, dan sejumlah titik populer lainnya.
Banjir di Semarang dan Pantura
![Petugas stasiun berdiri di halaman Stasiun Tawang yang terendam banjir di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (31/12/2022). [ANTARA FOTO/Aji Styawan].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/12/31/16301-stasiun-tawang-banjir.jpg)
Malam pergantian tahun 2023 tidak hanya menjadi momen menyenangkan yang bisa dirayakan semua orang. Pasalnya, ada sebagian masyarakat yang justru dilanda bencana saat menyambut tahun baru.
Seperti yang terjadi di wilayah Pantai Utara Jawa (Pantura) di Jawa Tengah yang dilanda banjir pada 31 Desember 2022 malam. Banjir melanda Kabupaten Tegal, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, Kabupaten Pati hingga Kabupaten Grobogan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Bergas C Penanggungan, dalam rangkuman laporan tertulis menyatakan banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah tersebut pada Jumat (30/12) dan Sabtu (31/12).
Larangan Perayaan di Aceh
Pemerintah kota Banda Aceh melarang warganya merayakan pesta pergantian tahun baru karena dinilai tidak sesuai dengan kearifan lokal.
PJ walikota Banda Aceh Bakri Siddiq mengatakan keputusan pelarangan merayakan tahun baru diambil setelah pihaknya menggelar rapat bersama Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) terkait pengamanan Natal dan tahun baru.
Dalam rapat tersebut, masyarakat diimbau agar tidak melakukan perayaan malam pergantian tahun dengan membakar petasan atau kegiatan hura-hura lainnya dalam wilayah Banda Aceh.
Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kearifan lokal budaya dan memastikan ketentraman dan ketertiban umum tetap terjaga di kota Aceh.
Namun Bakri Siddiq menjamin, pihaknya tetap melakukan persiapan pengamanan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru di Kota Banda Aceh dan siap melakukan pengamanan bagi mereka yang merayakan natal
"Meski sebagian besar warga Banda Aceh tidak merayakan Natal dan Tahun Baru, namun kita tetap melakukan pengamanan untuk menciptakan suasana yang kondusif," kata Bakri Siddiq.
Terompet tradisional di Banyumas
Belasan warga Desa Banjaranyar, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas nampak sibuk menyambut tahun baru 2023. Mereka berkumpul di teras salah satu rumah warga untuk membuat terompet tradisional yang terbuat dari sedotan serta daun kelapa muda.
Cara membuat terompet ini cukup mudah. Warga cukup menggunakan sedotan serta daun kelapa muda atu janur kuning yang didapat di pekarangan. Terompet ini biasa mereka sebut dengan tuturutu.
Kegiatan tersebut juga melibatkan anak-anak. Selain untuk mengisi waktu luang saat liburan, anak-anak dilibatkan membuat terompet tradisional untuk menghemat biaya.
Proses pembuatan terompet tergolong mudah. Sedotan dipotong dengan ukuran 5 cm. Potongan sedotan tersebut lalu dibunyikan sebelum dipasang. Apabila sudah menghasilkan suara yang nyaring, daun kelapa muda dililit pada sedotan.
Untuk menghasilkan suara yang diinginkan, satu terompet dibutuhkan 15 sampai 20 daun kelapa muda yang dililitkan. Dengan ketekunan dan kesabaran/ terompet atau tuturutu pun jadi.