Mungkin sebelumnya banyak yang menilai jika Ganjar yang akan disebut, tetapi hal tersebut tak kunjung terjadi. Menurut Rocky, Megawati tetap menunjukannya sebagai pemimpin yang tahu apa yang harus dilakukan. Bahkan, Megawati bisa mengarahkan orang untuk mengikuti langkahnya pada 1 Juni 2023 mendatang, bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila.
"Kan di benak publik, pasti Ganjar tuh. Artinya sudah ada transaksi dengan Pak Jokowi. Mungkin Pak Jokowi sudah sodorkan daftar reshuffle Bu Mega silakan pilih, Ibu Mega tak peduli itu. Jadi di situ yang kita lihat bagaimana Mega tetap kualitasnya sebagai pemimpin yang keras kepala. Keras kepala dalam pengertian yang tahu apa yang harus diucapkannya itu, dan orang disuruh ikuti lagi Mega sampai 1 Juni. Kan Ibu Mega bilang 'Nanti 1 Juni kumpul lagi ya'."
Selain itu, ia juga menyinggung soal kemungkinan calon presiden yang akan diusung PDIP tetap akan mengedepankan kadernya sendiri.
"Tetapi di dalam segala analisis yang berkali-kali yang kita bahas di FNN, Mega tetap tahu bahwa darah Soekarno itu tidak mungkin digantikan darah petugas-petugas partai. Nggak bisa. Jadi Mba Puan bahkan lebih awal mengatakan Pemilu tidak boleh ditunda. Artinya, ada persiapan PDIP untuk menghasilkan kadernya sendiri."
Lantaran itu, Rocky mengemukakan, Jokowi masih gelisah karena pidato politik Megawati menempatkan dirinya sebagai kader partai, bukan presiden.
"Mungkin Pak Jokowi tidurnya gelisah tadi malam, ini apa kenapa saya dinyatakan, kan diperlihatkan Ibu Mega juga dia pintar, dia suruh Jokowi sebagai kader dia bukan sebagai presiden, dengarin dia ngoceh selama dua jam itu."