Cerita Mahasiswa Indonesia di Turki, Selamat karena Tak Sengaja Terbangun Satu Jam Sebelum Gempa

Selasa, 07 Februari 2023 | 20:17 WIB
Cerita Mahasiswa Indonesia di Turki, Selamat karena Tak Sengaja Terbangun Satu Jam Sebelum Gempa
Suasana reruntuhan gempa di Kota Kahramanmaraş Turki. [Ist/Hammam Ishthifaulloh]

Suara.com - Gempa di Turki yang terjadi pada Senin (6/2/2023) pagi menyisakan cerita pilu. Pasalnya, angka korban yang meninggal dunia telah mencapai lebih dari tiga ribuan orang. Salah satu korban selamat, Hammam Ishthifaulloh mengungkapkan kisahnya saat gempa terjadi.

Mahasiswa asal Indonesia mengungkapkan detik-detik gempa berkekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang di Kota Kahramanmara, kota tempatnya tinggal

Hammam yang tercatat sebagai mahasiswa semester enam asal Semarang ini sedang menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Kahramanmara Sütçü mam.

Ia mengungkapkan, saat gempa terjadi, sedang berada di apartemennya yang berlantai delapan di Kota Kahramanmara.

Dia tinggal bersama seorang rekannya sesama mahasiswa asal Indonesia di lantai dasar. Ia mengungkapkan, sebelum gempa terjadi, antara pukul dua dan tiga dini hari, tiba-tiba terbangun.

"Saya putuskan untuk tidak tidur lagi, saya main handphone," kata Hammam saat dihubungi Suara.com pada Selasa (7/2/2023).

Apartemen di Kota Kahramanmara usai gempa yang terjadi di Turki pada Senin (6/2/2023). [Ist/Hammam Ishthifaulloh]
Apartemen di Kota Kahramanmara usai gempa yang terjadi di Turki pada Senin (6/2/2023). [Ist/Hammam Ishthifaulloh]

Kemudian, sekira pukul 04.00 waktu setempat, terjadi guncangan hebat. Panik sempat dirasakannya saat itu.

"Dan kebetulan untungnya lagi, saya mainan handphone, kalau enggak, mungkin enggak bawa handphone keluar," tuturnya.

Saat itu, ia bergegas membangunkan rekannya untuk keluar dari apartemen untuk mencari tempat perlindungan. Ketika berusaha keluar, rekannya tertimpa reruntuhan bangunan.

Baca Juga: Duka Presiden Putin Untuk Korban Gempa Turki, Kirim Tim Penyelamat Dan Pesawat Rusia Bantu Proses Evakuasi

"Jadi keluar saya bareng sama teman yang luka itu. Teman saya itu baru bangun. Dan dia kan pake kacamata, jadi enggak sempat ambil, makanya kakinya luka. Dia enggak lihat (jadi) terkena reruntuhan itu," ujarnya.

Sesampainya di luar, Hammam mengaku menyaksikan sekitar tiga atau empat apartemen runtuh. Sedangkan apartemen yang ditinggalinya masih berdiri, namun ada beberapa retakan yang cukup parah.

Saat kepanikan terjadi, ia tidak memikirkan benda apapun. Hammam dan rekannya hanya bisa menyelematkan harta benda yang menempel di badannya. Bahkan, dia tidak memakai alas kaki.

"Kalau aku sih handphone saja yang terselamatkan, karena pas keluar nyeker. Nggak pake sepatu, pake kaos sama celana saja, terus handphone itu saja," ujarnya.

Rekannya yang tertimpa reruntuhan mengalami luka memar dan lecet di bagian kaki, sehingga harus berjalan dengan pincang. Kekinian, temannya tersebut sudah mendapatkan perawatan dari tim medis di sana.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, jika rekan-rekannya sesama mahasiswa asal Indonesia di Kota Kahramanmara, tak ada yang menjadi korban meninggal.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI