Dari situ, Ira kemudian memutuskan untuk berkuliah di UI karena jaraknya mudah ditempuh dan bisa lebih menghemat pengeluarannya untuk biaya akomodasi.
Ia juga pernah menjadi Best Speaker dalam lomba debat di Fakultas Hukum UI. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi pemilihan jurusan pada saat kuliah.
Tidak hanya itu, Ira juga memiliki cita-cita untuk menyelesaikan isu-isu ketidakadilan struktural sehingga keputusannya memilih Fakultas Hukum semakin bulat dan kuat.
Sampai akhirnya ia berkuliah selama 4,5 tahun dan meraih beragam prestasi dengan berbagai perlombaan debat. Selama berkuliah, Ira juga pernah menjadi Ketua Debat Hukum Organisasi Debat FH UI.
Kemudian Ira bekerja untuk menjadi Legal and Policy Manager di sebuah Law Firm. Pekerjaan tersebut dilakoninya sejak masih kuliah di semester 7.
Menjadi orang Indonesia pertama di jurusannya
Ira sukses diterima untuk menempuh pendidikan S2 di Stanford University Amerika Serikat. Sosoknya dinyatakan lolos menjadi mahasiswi jurusan International Comparative Education and International Education Policy Analysis.
Jurusan tersebut dikabarkan hanya menerima sebanyak 20 orang saja per angkatan dari seluruh penjuru dunia. Hal tersebut menjadi kebanggaan tentunya bagi Ira dan masyarakat Indonesia.
Yang lebih membanggakan lagi, Ira menjadi mahasiswi Indonesia pertama yang berhasil diterima di jurusan tersebut. Ira pun bertekad untuk membuat kebijakan pendidikan yang berfokus kepada masyarakat marjinal.
Baca Juga: Tak Hanya Beasiswa, Ini 4 Cara Mendapatkan Uang Tambahan untuk Biaya Kuliah
Ia juga berusaha untuk menggabungkan keilmuannya di bidang hukum untuk membuat kebijakan pendidikan yang lebih berkualitas, mengerti akan konsep ketidakadilan dan juga kemiskinan struktural, multidisiplin, research-based, dan menyentuh sampai kepada akar rumputnya.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa