Suara.com - Anak buah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, yakni ASN Direktoral Jenderal Pajak (DJP) bernama Bursok Anthony Marlon, menghebohkan publik akibat pengakuannya. Pasalnya, ia meminta Sri Mulyani untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Ini setelah kasus anak pejabat pajak, Mario Dandy, yang melakukan penganiayaan dan juga pamer harta sang ayah, Rafael Alun Trisambodo. Bursok merasa kecewa dengan kepemimpinan Sri Mulyani di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Ia juga mengungkapkan kekecewaannya terkait pengaduan yang telah diajukan padanya dua tahun yang lalu, tetapi hingga sekarang masih tidak ditanggapi oleh Sri Mulyani.
Menurutnya, kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy sebagai anak dari pegawai DJP Kemenkeu Rafael Alun Trisambodo sangat cepat untuk ditindak. Sementara aduan yang ia buat sejak tahun 2021 tidak ditindaklanjuti.
Lantas, seperti apakah fakta sosok Bursok Anthony Marlon, pegawai pajak yang serang Kemenkeu tersebut?
Korban investasi bodong
Permintaan Bursok Anthony agar Kemenkeu mundur dari jabatannya ini berhasil membuat heboh jagad maya. Bursok mengaku bahwa ia telah mengadukan perusahaan investasi bodong dua tahun lalu, tetapi tidak ada tanggapan dari Sri Mulyani.
Tetapi, fakta menarik di balik aduan tersebut, ternyata Bursok pernah mengajak keluarganya check in di hotel selama 8 bulan lamanya. Sosoknya juga disebut Kemenkeu sebagai korban dari investasi bodong yang kecewa.
Minta Sri Mulyani mundur
Baca Juga: Jangan Cuma Ayah Mario, KPK Minta Netizen Lacak Harta Pejabat Lainnya Supaya tidak Macam-macam
Dengan dalih aduannya tidak ditanggapi selama dua tahun lamanya, ia merasa Kemenkeu tersebut tebang pilih dalam menanggapi aduan. Bursok pun meminta agar Sri Mulyani mundur dari jabatannya karena dinilai tidak bisa mengawasi jajarannya.
"Sebaiknya Ibu juga ikut mundur jadi Menteri Keuangan karena Ibu sendiri tidak bisa mengawasi orang-orang terdekat Ibu," kritik Bursok dalam surat aduan yang dikirimkan ke Kemenkeu.
"Kami para petugas pajak diinstruksikan untuk 'knowing our tax payers', tapi Ibu sendiri tidak tahu sama sekali harta-harta jumbo orang-orang terdekat Ibu. Luar biasa bukan?" sambungnya.
Ia juga mempertanyakan integritas Sri Mulyani yang tidak ikut mundur bersama Dirjen Pajak. Diketahui, Dirjen Pajak sempat membuat geger masyarakat karena tergabung dalam komunitas moge yang dibentuk DJP.
"Bahwa jikalau berbicara integritas, kenapa kok Ibu tidak mundur juga sekalian dengan Dirjen Pajak berikut para anggota komunitas Belasting Rider-nya?" tanya Bursok.
"Mengecam tindakan hidup mewah, tapi diri sendiri tidak bisa mengawasi dan diawasi, sehingga tidak sadar telah melakukan hal yang sama, yakni mempertontonkan kemewahan dan membiarkan tindakan seperti itu selama ini. Bukankah itu pelanggaran integritas, Ibu?" sambungnya.