Serial Killer Mbah Slamet: Dukun Pengganda Uang dari Desa Balun Banjarnegara

Erick Tanjung Suara.Com
Kamis, 06 April 2023 | 19:25 WIB
Serial Killer Mbah Slamet: Dukun Pengganda Uang dari Desa Balun Banjarnegara
Ilustrasi Slamet Tohari alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang Banjarnegara. (Suara.com/Ema)

Aksi kejahatannya ternyata dibantu oleh BS, warga Pekalongan. BS merupakan kaki tangan Slamet yang bertugas mencari target di sosial media.

"Jadi, BS ini mengatakan di Facebook kalau ST ini bisa menggandakan uang. Dan dia juga yang mempertemukan PO dengan ST," ungkap Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto.

Pembunuhan berantai

Berawal dari aduan kehilangan, lalu ditemukan mayat yang ternyata korban pembunuhan Slamet. Hingga saat ini jumlah korban masih terus bertambah.

Hari ketiga sejak terungkapnya kasus series killer Mbah Slamet, Selasa, 4 Maret, Suara.com mendatangi lokasi pembunuhan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara.

Desa Balun mendadak terkenal hingga ramai jadi perbincangan masyarakat. Bagaimana tidak, Desa di Pegunungan Utara Banjarnegara itu menjadi tempat kekejaman Mbah Slamet. Slamet juga tinggal di rumah itu.

Tak ada yang menyangka jika Desa yang memiliki lanskap alam nan indah itu menjadi kelam. Warga Desa Balun yang dikenal ramahpun tersentak dengan kabar kasus pembunuhan berantai tersebut.

Sebanyak sembilan jenazah korban dimakamkan secara massal di pemakaman Desa Balun. Petugas telah menyiapkan tiga liang kubur untuk enam jenazah laki-laki dan tiga jenazah perempuan.

Sembilan Jenazah tersebut dimakamkan secara massal, sebab sudah tidak utuh dan tidak teridentifikasi. Di antara kerumunan, tampak beberapa orang merupakan keluarga korban.

Baca Juga: Kronologi 2 Pasutri Asal Pesawaran Mengenal Mbah Slamet Si Dukun Pengganda Uang

Salah seorangnya adalah Ahmad Hidayat, warga asal Palembang. Pria 33 tahun itu meyakini kalau kakaknya menjadi salah satu korban yang dikubur hari ini.

"Mulyadi, kakak saya," ungkapnya di lokasi pemakaman.

Hidayat ini menuturkan, ia bisa sampai di Desa itu berawal ketika dirinya mencari kakaknya yang hilang. Menurutnya sang Kakak pamit ke Banjarnegara untuk menemui mbah Slamet.

"Pamit dan sampai di sini dia mengirim shareloc, makanya saya bisa sampai sini," ucapnya.

Ia sempat menemui dan menanyakan langsung tentang keberadaan kakaknya kepada Slamet. Namun Slamet selalu menghindar dan sempat menjawab jika kakaknya sudah pulang.

"Sudah ketemu Pak Tohari, cuman Pak Tohari kabu-kabur terus," katanya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI