Kondisi korban sendiri sudah semakin memburuk saat mendapatkan perawatan di RS Muhammadiyah Lamongan. Di sana, bayi yang belum genap berusia 2 bulan mengalami koma dan dirawat di ruangan ICU.
Petugas kesehatan pun melakukan pemeriksaan CT Scan demi mengetahui kondisi janggal sang bayi. Hasilnya, ternyata pembuluh darah di bagian otak sang bayi telah pecah.
Dokter yang menangani kasus itu kemudian menyampaikan ke orang tua, bahwa penyebab pecahnya pembuluh darah itu karena terkena sebuah benturan. Penjelasan itu membuat pihak keluarga bingung.
Pasalnya orang tua merasa bayi mereka sama sekali tidak terkena benturan apapun. Mereka kemudian meyakini bahwa pemicu pecahnya pembuluh darah bayinya karena suara ledakan petasan yang disulut oleh tetangganya.
Pihak keluarga mengatakan, mereka mengaku sempat memberikan peringatan kepada tetangganya agar tidak bermain petasan di dekat rumah karena ada bayi. Apalagi jarak tempat tinggal mereka dengan tetangga yang menyalakan petasan hanya berjarak dua rumah.
Namun, tetangga itu tidak menggubris pesan dari orang tua bayi itu. Bahkan saat menyulut petasan, sang tetangga mengarahkan petasan ke atas rumahnya.
Sang tetangga juga sama sekali tidak merasa bersalah telah menyulut petasan, ataupun meminta maaf kepada keluarga korban.
Kini keluarga korban mengaku sudah mengikhlaskan kepergian putri mereka. Tetapi mereka tetap masih menantikan ermohonan maaf dari si tetangga penyulut petasan yang menyebabkan kematian sang anak.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Baca Juga: Bayi di Gresik Meninggal karena Suara Petasan, 3 Bahaya Kembang Api untuk Bayi