Pelaku TPPO WNI Di Myanmar Sebut Tak Ada Yang Bisa Jemput Korban Termasuk Jokowi

Rabu, 03 Mei 2023 | 08:05 WIB
Pelaku TPPO WNI Di Myanmar Sebut Tak Ada Yang Bisa Jemput Korban Termasuk Jokowi
Ibu korban TPPO di Myanmar melapor ke Bareskrim Polri, Selasa (2/5/2023). (Suara.com/Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

I melaporkan kasus ini ke Bareskrim Polri pada Selasa (2/5/2023) kemarin. Laporan tersebut diterima dan teregistrasi dengan Nomor: LP/B/82/V/2023/SPKT/BARESKRIM POLRI.

I melaporkan kasus ini didampingi perwakilan dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan SBMI. Ia berharap anaknya dapat segera kembali ke tanah air serta pelaku perekrutnya diproses hukum.

Hariyanto menyampaikan ketegasan aparat penegak hukum terhadap pelaku yang khususnya berada di Indonesia diharapkan dapat memberikan efek jera.

"Karena ini kejahatan internasional yang kemudian harapan kami kepolisian juga bisa menindak dengan tegas dengan pidana perdagangan orang yang kemudian akan memberikan efek jera kedepannya agar tidak ada lagi korban-korban online scam yang terjadi di negara manapun," ujarnya.

Dalam perkara ini ada dua orang yang dilaporkan masing-masing berinisial P dan A. Keduanya merupakan WNI yang diduga memiliki hubungan dengan jaringan internasional terkait perdagangan orang modus penipuan online ini.

Puluhan WNI di Myanmar dijebak dan disiksa sindikat penipu online yang memikat korbannya melalui hubungan asmara selama berbulan-bulan. [BBC]
Puluhan WNI di Myanmar dijebak dan disiksa sindikat penipu online yang memikat korbannya melalui hubungan asmara selama berbulan-bulan. [BBC]

"P sama A itu tersebar di beberapa daerah dan ada di Jabotabek ini akan kami laporkan terus kemudian ditindak," ungkap Hariyanto

Adapun korban yang SBMI dampingi sejauh ini berjumlah 20 orang. Meski begitu Hariyanto memprediksi masih banyak WNI yang menjadi korban sindikat tersebut.

"20 yang kami tangani itu adalah sebagian kecil masih aa ratusan yang lain di sana," tuturnya.

Daerah Berbahaya

Baca Juga: Korban Perdagangan Orang di Myanmar Rata-rata Berpendidikan Tinggi, Para WNI Disebut Tergiur Gaji Besar

Sementara Diplomat Muda Direktorat Pelindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Rina Komaria menyebut salah satu hambatan dalam membebaskan para korban karena berada di wilayah konflik bersenjata. Namun, ia mengklaim pemerintah melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Myanmar dan Thailand secara intensif tengah mengupayakannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI