Pilu, 5 Poin Penjelasan Dokter akan Angkat Rahim ABG yang Diperkosa 10 Orang di Sulteng

Ruth Meliana Suara.Com
Jum'at, 02 Juni 2023 | 10:50 WIB
Pilu, 5 Poin Penjelasan Dokter akan Angkat Rahim ABG yang Diperkosa 10 Orang di Sulteng
Ilustrasi pelecehan seksual (Suara.com/Ema Rohimah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu pekan setelah dibawa ke rumah sakit, kondisi ABG berusia 15 tahun yang menjadi korban pemerkosaan 10 orang pria dewasa di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), dilaporkan sudah mulai stabil.

Kabar tersebut disampaikan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu drg. Hery Mulyadi. Adapun sebelumnya, kesehatan korban khususnya secara psikologis sempat memburuk. Sebab, ia mengalami tekanan yang begitu berat atas kejadian memilukan itu.

Hery Mulyadi menuturkan bahwa saat ini tim dokter berencana melakukan operasi di bagian reproduksi korban, yakni berupa pengangkatan rahim.

Tindakan tersebut perlu dilakukan karena khawatir dampak pemerkosaan akan semakin memperburuk kondisi kesehatannya. Terlebih, korban diketahui mengidap penyakit berbahaya yang bisa mengancam nyawa.

Penjelasan dokter terkait kondisi korban itu sudah Suara.com rangkum dalam beberapa poin berikut.

Sejumlah parameter laboratorium belum baik

Dalam penjelasannya, Hery mengatakan bahwa tim dokter akan mempertimbangkan secara hati-hati soal rencana tindakan operasi di bagian reproduksi struktur internal korban.

Sebab, hasil dari sejumlah parameter laboratorium, masih belum bagus. Jika dipaksa dilakukan, maka khawatir bakal memicu efek komplikasi yang lebih besar. Terlebih korban merupakan anak di bawah umur, sehingga operasi baru bisa dikerjakan setelah kondisinya benar-benar baik.

Operasi dilakukan pekan depan

Baca Juga: Rekam Jejak Kapolda Sulteng yang Sebut Pemerkosaan ABG Sebagai Persetubuhan

Sementara itu, operasi pengangkatan rahim terhadap ABG yang diperkosa 10 orang, dijadwalkan dilakukan pekan depan. Hal ini karena kondisi kesehatan korban yang belum sepenuhnya baik, sehingga perlu menunggu beberapa hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI