Melacak Jejak Bawah Tangan Pegasus 'Senjata Pembungkam Massa' di Indonesia

Tim Liputan Khusus Suara.Com
Senin, 12 Juni 2023 | 06:00 WIB
Melacak Jejak Bawah Tangan Pegasus 'Senjata Pembungkam Massa' di Indonesia
Ilustrasi penyadapan. [Suara.com/Emma Rohimah]

Pembelian tersebut diketahui dilakukan melalui perantara pihak ketiga dengan melibatkan perusahaan swasta. Menurut sumber IndonesiaLeaks, langkah itu dilakukan lantaran tidak ada hubungan diplomasi antara pemerintah Israel dengan Indonesia.

Proses transaksi tersebut, menurut sumber IndonesiaLeaks, dilakukan di luar Indonesia, seperti di Singapura, Eropa, dan di negara Israel sendiri. Segala pembelian alat komunikasi maupun persenjataan digital tidak dapat dilakukan secara Goverment to Goverment dengan Israel.

Setelah melakukan transaksi, pihak perusahaan mengirimkan alat buatan NSO Group ke Indonesia melalui jalur laut maupun udara.

Pihak perusahaan, menurut sumber IndonesiaLeaks, kerap menyamarkan alat yang didatangkan ke Indonesia. Seperti hanya membawa laptop yang di dalamnya sudah terpasang Software Pegasus. Kemudian ada juga dengan membawa flashdisk dan chip saja yang kemudian diinstal di Indonesia.

Bahkan cara lainnya yakni, melalui perusahaan Dell. Metode ini dilakukan lantaran perusahaan Dell dapat menyesuaikan kebutuhan klien. Artinya, modifikasi alat komputer maupun perangkat dapat disesuaikan permintaan. Sehingga produk yang didatangkan hanya ada satu di dunia.

Perangkat Dell tidak akan meniru produk yang pernah dikeluarkan, jika klien membutuhkan. Cara ini pula yang dilakukan PT Mandala Wangi Kreasindo. Perusahaan itu mendatangkan alat dengan menyamarkan produk tersebut sebagai produk milik perusahaan Dell.

Setelah barang dibeli, pihak perusahaan akan memberikan pelatihan sekitar satu minggu untuk belajar pengoperasian alat sebelum sepenuhnya diserahkan kepada institusi yang membeli.

Untuk mengonfirmasinya, tim mencoba mengirimkan surat permohonan wawancara kepada KPK, BIN, dan BSSN. Namun hingga liputan ini tayang. KPK dan BIN tak memberikan keterangan.

Sementara itu, Kepala BSSN, Hinsa Siburian meminta supaya IndonesiaLeaks menghubungi juru bicara BSSN, Ariandi Putra untuk mengatur waktu wawancara.

Baca Juga: Dewas KPK Terima 1.460 Pemberitahuan Penyadapan dari Penyidik Sepanjang 2022

Tim IndonesiaLeaks telah menghubungi Ariandi, sekaligus mengirimkan daftar pertanyaan, namun tak memeroleh jawaban.

"Dalam waktu dekat belum memungkinkan untuk dilaksanakan. Nanti Saya coba lihat kemungkinan waktunya," ujar Ariandi 6 Maret 2023.

Pengendus Tak Kasat Mata

Sumber IndonesiaLeaks mencoba mempraktikkan bagaimana alat surveillance dan alat sadap bekerja. Pengusaha itu mengeluarkan laptop kemudian membuka sebuah aplikasi. Dalam aplikasi tertera berbagai macam tools sebagai jalur untuk memilih serangan agar dapat dikirim melalui sosial media, link, foto, video, hingga nomor telepon.

Ia kemudian mencontohkan nomor telepon yang disusupi. Nomor itu dimasukkan ke dalam aplikasi. Setelah itu keluar berbagai macam data yang dapat diunduh. Salah satunya lokasi, telepon, kamera, dan video.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI