Apa Itu Redonominasi Rupiah? Wacana Rp 1.000 akan Diganti Jadi Rp 1

Ruth Meliana Suara.Com
Rabu, 28 Juni 2023 | 18:15 WIB
Apa Itu Redonominasi Rupiah? Wacana Rp 1.000 akan Diganti Jadi Rp 1
Ilustrasi rupiah. (Istimewa)

Isu redenominasi kini menjadi perbincangan hangat di kalangan publik. Ini setelah Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku sudah menyiapkan rencana terkait dengan adanya redenominasi rupiah.

Redenominasi sendiri merupakan penyederhanaan nilai mata uang tanpa mengubah nilai tukarnya, contohnya dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.

Perry menuturkan bahwa adanya keputusan redenominasi ini nantinya harus menunggu waktu yang tepat. Tak hanya itu, disebutkan oleh Perry, ada tiga faktor yang bisa menentukan redenominasi rupiah mampu direalisasikan atau tidak, diantaranya yaitu:

  • Kondisi ekonomi makro bagus
  • Kondisi kebijakan moneter stabil
  • Kondisi sosial politik yang mendukung

Suara.com - Perry menyebut bahwa kondisi perekonomian Tanah Air sudah baik, tetapi ia menyebut bahwa Indonesia tetap memerlukan momen yang juga tidak kalah baik.

Pengamat ekonomi juga memberikan komentar terkait dengan adanya wacana redenominasi rupiah tersebut, khususnya memperingatkan adanya sejumlah risiko yang membayangi apabila redenominasi dilakukan.

Lantas, apa sajakah risiko dari redenominasi rupiah tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Belum bisa dilakukan dalam jangka waktu dekat

Direktur dan Ekonom Center ot Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira menyebut, redenominasi memang mempunyai manfaat positif, tetapi masih belum bisa dilakukan dalam jangka waktu dekat.

Manfaat positif redenominasi

Baca Juga: Haji Faisal Akui Mantan Manajer Fuji Gelapkan Uang Miliaran Rupiah

Tak hanya memiliki risiko yang buruk, redenominasi rupiah juga memiliki sejumlah manfaat positif menurut Bhima, adapun manfaat tersebut diantaranya yaitu:

  • Meningkatkan efisiensi transaksi keuangan
  • Penyederhanaan laporan keuangan
  • Mencegah kesalahan penghitungan uang tunai karena nominal yang terlalu banyak.

Meski demikian, Bhima tetap memberikan peringatan apabila BI memang masih mau melakukan redenominasi sebaiknya harus membuat roadmap dahulu sehingga masyarakat dan para pelaku usaha bisa bersiap-siap.

Adanya risiko hiperinflasi

Bhima menyebut, sejumlah pertimbangan sebelum melakukan redenominasi. Salah satunya terkait dengan stabilitas inflasi yang harus tetap terjaga.

Kondisi ideal untuk melakukan redenominasi merupakan apabila inflasi kembali ke level pra pandemi, atau berada di kisaran 3 persen, bahkan lebih rendah dari angka tersebut.

Lebih lanjut, Bhima menjelaskan, apabila redenominasi tetap dilaksanakan saat kondisi inflasi masih tinggi, ia khawatir akan terjadi hiperinflasi.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI